From now on, an
angel will singing from heaven.
Saya ingat betapa gegap gempitanya keadaan ketika
Taeyang dan Min Hyo Rin akan mengumumkan untuk menikah. Ketika tiba-tiba saja,
salah seorang writer saya, memanggil.
“Mbak, Jonghyun ‘SHINee’ meninggal?”
Reaksi pertama saya adalah, ‘what?’ dan tanda tanya itu semakin besar ketika saya mulai
menjelajahi internet dan melihat berita tentangmu. Saya masih mengelak dengan
alasan website tersebut mempunyai imej yang buruk. Ditambah dengan berita di
Twitter yang sangat simpang siur. Ada yang bilang kamu sudah meninggal. Ada yang
bilang kamu masih hidup, hanya saja tidak sadarkan diri.
Saya bertahan pada harapan semu itu, berharap semoga
ini hoax, atau kalaupun benar, kamu masih bisa diselamatkan. Hingga akhirnya,
perlahan tapi pasti, saya tidak lagi bisa berpegang pada harapan semu itu.
Tubuh saya rasanya kehilangan kendali. Tangan saya
gemetar. Saya menggigil hebat. Berita ini sungguh tidak bisa dipercaya. Bagaimana
mungkin saya bisa menerimanya, sementara baru minggu lalu saya menonton fancam
konser tunggalmu dan berharap tahun depan kamu akan kembali ke Jakarta. Juga,
baru kemarin saya membaca berita dirimu kembali ke variety show, juga rencanamu untuk merilis album, bahkan sudah
selesai syuting MV. Jadi, berita ini jelas sangat tidak masuk akal, bukan?
Hingga akhirnya polisi merilis pernyataan dari
kakakmu, ketika kamu mengiriminya pesan dan berkata bahwa ini sangat berat dan
kamu sudah tidak sanggup lagi, sehingga kamu memutuskan untuk mengakhiri semua
penderitaanmu.
My dear,
Jonghyun…
Saya mungkin bukan penggemarmu yang mengikutimu sejak
hari pertama. Saya juga bukan penggemarmu yang setiap 24/7 tahu semua hal
tentangmu. Saya mungkin sering berpindah hati, tapi saya tahu, tidak ada yang
bisa menggantikan tempatmu di hati saya.
Juni 2014 jadi momen pertama saya bertemu kamu, dan
itulah titik balik di hidup saya, ketika saya akhirnya menemukan kembali
dirimu, dan membuat saya jatuh cinta kembali kepada suaramu yang mampu membuat
siapa pun merinding. Kemudian, saya jatuh cinta kepada lagu-lagumu. Dan terlebih
kepada pemikiranmu.
Sosokmu yang cerdas dan sangat berbakat mampu mencuri
hati saya. Kamu begitu berani mengungkapkan pendapatmu, bahkan tentang hal sensitif,
dan meski karena itu, publik pun menyudutkanmu. Kamu berani mengakui kesalahan
dan langsung meminta maaf. Kamu juga mau terbuka atas pendapat orang lain,
sehingga ketika ada yang menuduhmu, alih-alih marah, kamu mengajak dia
berdiskusi, menyampaikan pikiranmu dan mendengarkan pikiran mereka, sehingga
bisa mencapai penyelesaian dan menyelesaikan semua kesalahpahaman.
Untuk penggemarmu di luar sana—termasuk saya—kamu adalah
sosok yang luar biasa.
Monthly Live
Connection
Saya tidak bersama kamu selamanya sehingga saya tidak
paham beban apa yang kamu pikul. Personamu begitu kuat, sebagai sosok yang
percaya diri di atas panggung, sehingga saya tidak menyadari bahwa sebenarnya
kamu rapuh. Hingga saya menonton acara ini dan menyadari sisi lain dirimu.
Kamu ingat Elevator? Lagu itu sangat berarti bagi
saya, mungkin juga bagi kamu, karena di sana kamu terbuka tentang luka yang
kamu pikul sejak kecil. Kamu bahkan mengajak kami ikut serta menaklukkan
ketakutanmu, kembali ke masa kecilmu. Bagaimana kamu menginginkan dunia luas,
bukan terjebak di dalam tempat sempit yang membuatmu sulit bernapas.
Lagu-lagumu begitu jujur, selalu bisa merasuk ke hati
pendengarmu, dan seakan menjadi perpanjangan tangan kami, ketika kami tidak
bisa menyuarakan isi hati. Seperti halnya saya yang tidak bisa menyuarakan rasa
sesak yang saya rasakan dan ingin keluar, ke dunia luas, dan kamu mewakilkannya
lewat Elevator.
Sekarang, kamu sudah berada di tempat yang lebih luas
lagi, Jonghyun.
Itu hanya satu.
Skeleteon
Flower. Diphellia Grayi.
Saya mungkin tidak akan pernah berkenalan dengan bunga
yang indah ini, juga cara kamu memaknai cinta yang bisa hilang seperti halnya
bunga transparan ini saat tersentuh air.
Kamu menyadarkan saya bahwa bahasa itu indah,
sekalipun saya tidak mengerti bahasa yang kamu ucapkan. Yang saya tahu, saya
menangkap keindahan itu dari nada yang kamu lantunkan.
Kita Terkoneksi
Tanpa Batas Ruang
Kamu pernah bilang betapa kamu mencintai Blue Night. Karena
di sana kamu bisa berbagi ceritamu dan kamu mendengar cerita orang lain. Kamu sendiri
heran ketika tahu ada pendengar dari benua lain ikut mendengarkanmu. Sekian ribu
kilometer dari tempatmu, saya ikut mendengarkanmu setiap malam, sekalipun saya
tidak mengerti apa yang kamu ucapkan.
Namun, dari cara kamu menyampaikan sesuatu,
menenangkan orang lain yang berbagi ceritanya denganmu, saya ikut merasakan
ketenangan itu. Seakan kamu juga menenangkan semua kerisauan saya.
Kamu tidak hanya mendengarkan, tapi juga memberikan
pencerahan. Kamu mungkin tidak pernah menyadari kalau kata-katamu itu merasuk
masuk ke hati banyak orang, dan itu mampu menenangkan kami, termasuk saya.
Kamu mungkin tidak tahu kalau saya punya satu file
penuh berisi kutipan-kutipanmu selama membawakan Blue Night. Saya serasa
mendengar nasihat dari seseorang. Lucu, mengingat saya sering memanggil dirimu ‘adek’
karena kamu memang lebih muda, tapi kamu begitu tulus dan sangat menghormati orang
lain sehingga banyak yang mempercayakan ceritanya kepadamu.
Namun, saya ingin bertanya, apakah kamu mempercayakan
ceritamu kepada orang lain?
Saya tidak mengerti apa yang kamu lalui, tapi saya
bisa memahami bahwa itu sangat berat, hingga akhirnya kamu menyerah. Mungkin kami—publik—terlalu
terpukau dengan senyummu, suaramu, dan persona percaya dirimu, sampai kami lupa
bahwa kamu hanyalah manusia biasa. Mungkin kamu sudah mencoba menangis meminta
pertolongan, tapi kami terlalu sibuk dengan permasalahan kami, sehingga tidak
mendengar tangisanmu.
Sekarang, kamilah yang menangis, ketika menyadari
semuanya sudah terlambat.
You’ve Worked
Hard
Kamu tahu kapan pertama kali saya mendengarkan End of a Day? Saat itu saya ada di bus,
dalam perjalanan pulang ke rumah. Sudah malam dan saya masih harus menempuh
perjalanan panjang. Melelahkan. Bukan saja perjalanan itu. Tapi juga pekerjaan.
Ekspektasi orang lain. Ekspektasi saya sendiri. Dan permasalahan lainnya yang
membuat saya rasanya ingin menyerah.
Lalu kamu datang dan berkata ‘you did a good job today, you worked so hard.’ Kalimat itu memaku
saya, menyadarkan saya bahwa di penghujung hari, semua akan baik-baik saja. Sejak
saat itu, End of a Day selalu menjadi
teman saya. Terima kasih sudah berkata seperti itu. Dan sekarang, izinkan saya
untuk ikut berkata, ‘you’ve worked hard,
Jonghyun. You did a good job.’
Bernapaslah
Tidak apa-apa jika kamu merasa lelah dan kehabisan
napas. Itu hal yang pasti dialami semua orang. Tapi, jangan menyerah karena semuanya pasti akan terlewati.
Sekali lagi, lewat permainan katamu, kamu memberikan
pijakan bagi kami, para manusia lelah yang berjuang dengan hidup sepanjang
hari. Namun sekali lagi, kami lupa bahwa kamu pun merasakan hal yang sama, atau
mungkin lebih berat. Mungkin kamu merefleksikan dirimu lewat lagu ini, hanya saja kami tidak menangkapnya karena terlalu senang memiliki sesuatu yang bisa menenangkan rasa lelah kami.
Kami bisa berpegang pada musikmu, tapi kepada siapakah
kamu berpegang?
Dear my favorite
writer…
Jika saya egois, maka saya akan bertanya, ‘kenapa kamu
melakukan ini?’ Tapi tidak. Iblis itu sudah menjadi musuhmu sejak lama dan kamu
berjuang sendirian melawannya, tanpa kami perlu tahu hal itu. Saya mengerti
keputusanmu, meskipun berat untuk menerimanya.
Kamu mungkin tidak mengenal saya atau tahu bahwa saya
ada. Namun saya ingin kamu tahu bahwa banyak orang yang berterima kasih
kepadamu. Atas tulisanmu. Atas lagumu. Atas nasihat yang kamu berikan. Atas perhatianmu
mendengarkan cerita kami.
Atas semuanya.
Sekarang, kamu tidak perlu lagi melawan iblis itu.
You’ve worked
hard, Jonghyun.
Ditinggalkan memang menyakitkan. Namun, ditinggalkan
juga menyadarkan saya bahwa kita harus menghargai kehadiran seseorang karena
kita tidak pernah tahu berapa lama waktu yang kita miliki bersama. Ditinggalkan
juga menyadarkan saya untuk lebih menghargai waktu, karena setiap waktu yang
terbuang adalah sesuatu yang berharga.
Saya tidak tahu apakah esok saya sanggup melangkah
memasuki kamar dan disambut oleh poster wajahmu. Saya juga tidak tahu apakah
saya masih sanggup mengelap albummu agar tidak berdebu. Dan saya juga tidak
tahu apakah saya masih sanggup mendengarkan lagumu.
Namun yang saya tahu, saya tidak akan pernah berhenti
mengagumi.
Hari ini dunia berduka karena sudah kehilangan salah
satu musisi berbakat. Namun ada yang berduka karena sudah kehilangan seorang
anak, seorang adik, seorang sahabat, seorang rekan kerja, seorang mentor, seorang
yang sangat berarti di hidup kami.
Sekali lagi, terima kasih Jonghyun, karena sudah
menjadi inspirasi bagi dunia.
You’ve worked
hard, and now, you can smile from heaven and singing your heart out.
Your fans.