Charli XCX & Meghan Trainor Concert, First Experience, and Random Talk With Singaporean Teenagers

Leave a Comment
Oke, this is supeeer late.

Sebenarnya kejadian ini udah hampir sebulan lalu, tepatnya 21 April 2015. Masih ingat banget di ingatanku waktu itu hari Selasa, beberapa menit menjelang jam 12 siang alias jam makan siang, ketika Mbak TZ, pemimpin majalah X tempatku bekerja, memanggil ke ruangannya. Di ruangannya, Mbak TZ—sambil ketawa—bilang, “Jadi, harusnya besok NN ke Singapur buat liputan. Tapi, paspor dia abis bulan September jadi enggak bisa pergi. Kamu paspornya masih ada kan? Kamu yang pergi, yah.” (ya kira-kira begitulah ucapannya mbak TZ, secara udah lama, jadi lupa-lupa ingat).
Reaksiku waktu itu, jeng jeng… ketawa garing. Kenapa? Soalnya, berangkatnya itu besok pagi dan ini mendadak banget. juga kasihan sama NN yang udah persiapan super matang buat berangkat, lalu batal berangkat karena kesalahan teknis, sedang aku enggak ada persiapan apa-apa. Jadilah sore itu kalang kabut nyiapin semua kebutuhan buat berangkat besok subuh.
Gila, interview di daerah Jakarta aja bisa dibikin kalang kabut kalau waktunya mendadak begini. Apalagi ini? Liputan di negeri orang, artis bule, konser, dan semuanya serba mendadak? Jadinya, malam itu enggak bisa tidur. ditambah dengan kebiasaanku yang emang enggak bisa tidur nyenyak setiap kali mau naik pesawat pagi besoknya.
Long story short, sampailah di Singapura. Jadwalnya hari itu press conference Charli, dilanjutin Meet and Great lalu malamnya konser. Untungnya sih enggak sendiri, ada temen dari majalah Z dan radio P dan temen-temen dari labelnya Charli di Indonesia. Okelah, meski deg-degan dan persiapan seadanya, kita hajar aja.
I know Charli from The Fault of Our Stars. Hei, I am John Green biggest fans. I like everything about John, termasuk soundtrack TFIOS. Jadilah, aku excited begitu mau ketemu Charli. Terlebih, dari hasil riset berupa tontonan dan baca-baca interview dia, ketahuan kalau anaknya cuek tapi yakin dengan yang dia mau. And she also loves Britney Spears and her biggest influence is 90s music. Oke, dua kesamaan yang bikin aku makin semangat buat ketemu Charli.
Ketika press conference, jawaban-jawaban Charli yang witty tapi nancep bikin aku makin takjub sama dia. Di balik sikapnya yang terlihat cuek dan imej rebel doi, tersimpan jawaban-jawaban yang fun dan cerdas. Wow.

Malamnya, adalah konser Charli. Untuk liputan konsernya sendiri bisa dibaca di majalah kaWanku edisi #203 yang terbit 13-27 Mei 2015 dengan kover Raisa (oke, ini pure promosi ceritanya, he-he). Yang jadi highlight sebenarnya bukanlah konser Charli (hei, konsernya udah ditulis di majalah), tapi pengalaman nonton konser. Ini pertama kalinya nonton konser di luar negeri soalnya, he-he.
Ketika menunggu di media pit, sempat ngobrol-ngobrol dengan abege-abege Singapur. Begitu aku minta foto mereka, dengan excited mereka pasang gaya paling gokil. Pas aku bilang aku dari majalah, mereka makin menjadi-jadi girangnya. Padahal, ini kan bukan majalah di negara mereka. Malah, ada satu anak, langsung manggil teman-temannya biar ikutan foto. enggak jaim dan apresiatif banget.
Jadi ingat pengalaman minta foto penonton konser di Jakarta yang sebelum bilang mau selalu punya banyak alasan. “Jangan ah, kak. Malu.” Atau “jangan deh kak, lagi kucel, enggak cantik,” dan sejuta alasan lain. Masalahnya, ini kan konser. Lo panas-panasan antri lama, gerak ke sana ke mari, heboh-hebohan menunggu idola lo, wajar dong kalau jadi kucel? Lalu, kenapa harus malu? Malah, kekucelan itu jadi bukti betapa excited-nya lo ketemu sama idola lo.

Okay, back to the topic. Gue sempat ngobrol-ngobrol panjang dengan Beau, dkk. Empat cowok Singapur. Mereka excited nanya-nanya soal pekerjaan gue. Sampai ada satu cewek di belakang mereka yang dari tadi nguping bilang ‘you have the coolest job ever. I wanna be like you.’
Detik itu, aku terdiam. Bahkan enggak denger Beau nanya apa. Celetukan itu bikin aku mikirin lagi pekerjaan yang aku geluti.
Anak lain bertanya. “Have you met your idol?”
Pertanyaan itu bikin aku mengangguk senang. Yess, I have.
Anak itu menimpali, “I want to have a job like you, so I can meet my idol, interview her/him, watch her/him performance, and go to another country.”
Aku cuma tersenyum. Andai kamu tahu dek kalau kenyataannya enggak seperti itu.
Tapi, dia ada benarnya juga. Mereka harus keluar duit banyak demi ketemu idola, itu pun enggak semuanya bisa tatap muka langsung. Dan masih banyaaak anak-anak di luar sana yang enggak bisa nonton konser idola mereka. And, here I am. Kalau dilihat dari kacamata fangirl, jelas pekerjaan ini adalah ANUGERAH BESAR.
So, this is one of many reasons why I love my job.
Begitu aku keluar dari media pit, Beau sempat teriak, “Please ask Charli, what is her favorite food? Thank you.” And I keep that question in my mind, I will ask her tomorrow. Soalnya, besok jadwalnya ketemu Charli.

Hari pertama berjalan dengan lancar. Yang awalnya enggak yakin bisa, hari ini jadi semangat. Hari pertama udah dilewatin tanpa halangan berarti, lalu hari kedua pasti bisalah, he-he.
Hari kedua di Singapura. Jadwalnya, interview Charli lalu berlanjut ke press conference Meghan Trainor dan malamnya nonton konser Meghan di lokasi yang sama dengan Charli malam sebelumnya. Setelah ada drama kehujanan dan muter-muter demi nyari hotelnya Charli, akhirnya ketemulah sama Charli. Sempat deg-degan begitu mau masuk ke ruangan tempat Charli, menunggu. Namun, deg-degan itu hilang begitu Charli menyambut dengan senyum dan celetukan, “Hei, we meet again.” Gilak, enggak nyangka kalau dia masih ingat kemarin pernah ketemu di press conference dan sempat foto bareng waktu meet and great.
Ngobrol dengan Charli seru. Anaknya enggak jaim dan jawaban-jawaban dia bikin aku akhirnya menyingkirkan daftar pertanyaan yang udah disiapin. Karena, lebih enak ngobrol sama dia daripada tanya jawab. (Lengkapnya, bisa dilihat di majalah kaWanku 204 yang terbit 28 Mei 2015 kover Charli XCX). Dan, enggak lupa nanyain pertanyaannya Beau.

Selesai interview, saatnya beranjak ke tempat selanjutnya buat preskon Meghan Trainor. Jika sebelumnya pas Charli ada teman, untuk Meghan, I do it by myself. Alias, teman dari majalah Z dan radio P udah pulang karena mereka enggak liput Meghan. Deg-degan yang sempat hilang kembali muncul. Tapi, pede aja. pikirannya, Hari pertama bisa lancar, maka hari kedua pun pasti bisa. Untung enggak lama ketemu mbak dari label Meghan di Indonesia sehingga enggak kayak anak hilang deh.
Hmm… Meghan? She’s sooo beautiful. Aslik, cantik gilak. I love her, lagu-lagunya yang punya banyak pesan positif dan kepercayaan dirinya yang patut diacungi jempol. Selama beberapa saat, sempat bengong akibat jawaban dia selama preskon. Dia enggak kayak para motivator yang penuh kalimat bersayap demi memotivasi orang, tapi Meghan memberikan kalimat cablak yang terkesan realistis dan penuh humor tapi malah efek memotivasinya lebih dahsyat dibanding ucapan para motivator. Enggak jarang ucapan Meghan bikin orang yang dengerin dia waktu mengangguk setuju, termasuk aku, yang berkali-kali bilang, ‘you’re right, girls.’ (Baca cerita selengkapnya di kaWanku edisi 205 yang akan terbit bulan Juni nanti*promo lagi*).

Highlight terbesar malam ini juga terjadi di lokasi konser. Aku ketemu dengan anak-anak yang super excited begitu mau menonton Meghan. Beberapa anak yang ketemu semalam di konser Charli juga ketemu lagi malam ini. Mereka bahkan mengajak ngobrol duluan begitu aku bengong nunggu konser mulai di media pit. Seperti kemarin, mereka bertanya aku dari mana, pekerjaanku, dan pendapat mereka tentang pekerjaan.
Back to the days when I was a naïve teenager for a small town. Waktu itu, mengandalkan koran dan majalah, aku membaca info soal idolaku (Britney Spears, The Moffatts, etc). Sejak saat itu, aku pun sudah memiliki rasa iri pada wartawan-wartawan itu yang berkesempatan ketemu sama artis idolaku (ya, aku pun masih iri sama mbak M dari majalahku yang pernah ke LA dan ketemu The Moffatts. Gilaaakkk, gimana enggak iri cobak? They are my childhool hero). And that night, at The Coliseum Hard Rock Café Singapore, I know that I am one of the lucky girl who can accomplish her childhood dream and make a living from what she loves.
Malam itu aku juga ketemu Amy (ternyata, dia berulang tahun dan malam itu diajak Meghan ke atas panggung. Liputan konser Meghan bisa dibaca di kaWanku 203 terbit 13-27 Mei 2015 kover Raisa). Amy and the gank remind me of my past. Mereka yang masih bersemangat menggapai impian dan punya cita-cita yang seru. Hei Amy, wherever you are, I believe someday you will be whatever you want. Dan, hal yang paling diingat justru malah ngobrol-ngobrol bareng anak-anak ini.

Oh, di saat ngobrol sama Amy, Beau nyamperin dan nagih pertanyaan dia.
Dan, sebelum keluar dari media pit, Amy ngacungin tangan sambil bilang, ‘high five’. Setelah high five, Amy bilang ‘see you again’.
Yess, see you again, Amy.
People said that you will never forget your first experience. Dan aku enggak akan pernah lupain pengalaman deg-degan liputan jauh mendadak dan berakhir ke ngobrol-ngobrol seru bareng abege-abege yang masih polos ini. Dan tentu saja, nonton konser Charli dan Meghan, he-he.

And… I’m ready for new challenge, haha
SHARE:
0 Comments
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home
BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig