“Aku enggak pernah
menyangka akan jadi terkenal karena dulu aku sangat jauh dari image seorang idola.” – Ed Sheeran.
Jadi,
dalam rangka pengin menghidupkan kembali blog yang sudah lama hiatus, plus
mengembalikan mood menulis seperti semula, gue jadi pengin berbagi something in my bucket list with
#mybucketlist post. There are many things and dreams in my bucketlist that I
want to achieve and I want to share it here to motivate me.
For the first post, I
want to write about Ed Sheeran. Simply because I am falling in love with his
song, especially Tenerife Sea, and he is one of my bucketlist.
So, here is the
history.
Sudah
lama sejak terakhir kali gue mengidolakan seseorang karena karyanya benar-benar
menyentuh hati gue. Sampai gue berkenalan dengan Ed Sheeran dan Lego House.
Lagu itu langsung masuk ke hati dan pikiran gue karena enak di kuping. Lalu gue
mulai mengenal lagu-lagu Ed yang lain. Terhitung tiga tahunan sampai sekarang
dan gue menasbihkan diri: I’m the massive
fans of him.
He’s different with any
other teen idol. Seperti
yang Ed bilang di kalimat pembuka post ini, dia memang sangat jauh dari sosok
idola, secara fisik. Rambut merah, chubby,
mengalami masalah pendengaran, dan enggak terlalu cakep. Tapi ketika mendengar
dia nyanyi, oh my God, gue sampai speechless. Hal pertama yang bikin gue makin
respect sama dia adalah, cara Ed mengawali karier. From one gig to another gig. Enggak kayak idola kebanyakan sekarang
yang memulai dari YouTube. Ed sendiri bilang, di salah satu interviewnya, kalau
dia masih konvensional dalam hal karier.
Lalu
gue makin jatuh cinta setelah membaca lirik-liriknya. Memang, sih, lagu-lagunya
tuh curhat banget. Tapi liriknya enggak cheesy
dan enggak kayak baca diari. Cara Ed mengolah kata itu keren banget. Cara Ed
memilih kata-kata yang dia pakai itu bikin lagu curhat jadi enggak cheesy. Ini dia kekuatan Ed, di
liriknya.
For example:
So I’ll take you to
the beach/ and walk along the sand/ and I’ll make you a heart pendant/ with a
pebble held in my hand/ and I’ll carve it like a necklace/ so the heart falls
where your chest is/ and now a piece of me is a piece of the beach/ and it
falls just where it needs to be/ and rests peacefully/ so you just need to
breathe/ to feel my heart against yours now (Wake Me Up)
Atau
ini
And all of the voices
surrounding us here/ They just fade out when you take a breath/ just say the
word and I will disappear/ into the wilderness (Tenerife Sea) à Lagu ini bikin gue googling Tenerife Sea,
Di
salah satu artikel yang gue baca, disebutkan kalau para hopeless romantic pasti jatuh cinta dengan Ed Sheeran karena
kepiawaiannya merangkai kata. Tipikal cowok romantis yang bisa bikin cewek
meleleh.
And it’s true.
Tapi
itu hanya satu alasan. Semakin gue mengenal Ed, semakin gue menemukan banyak
alasan kenapa gue begitu mengidolakan dia. He’s
such a smart person. Cowok smart
memang gampang bikin gue meleleh, he-he. Dan, ini yang paling penting, dia
punya kesukaan yang sama dengan gue dan hal itu bikin gue makin related aja
sama dia. Dua contoh: The Lord of The Rings dan Game of Throne. Jadi, begitu
tahu tahun 2013 lalu Ed nyanyiin soundtrack The Hobbit: Desolation of Smaug,
gue excited banget. Ed dan Hobbit adalah paket kombo.
Dan
setelahnya? All of The Stars from The Fault In Our Stars. Satu lagi paket
kombo: Ed dan novel favoritku.
Lalu
pertanyaannya, apa hubungan Ed dengan bucketlist?
Because I want,
someday, I can meet him. And ask him about his inspiration. Gue pengin tahu apa
yang dia lakukan setiap kali menulis, siapa penulis idolanya, buku-buku puisi
yang dia baca. Siapa tahu jawabannya bisa memotivasi gue untuk terus menulis.
So, what about your
bucketlist?
PS: Masih berharap tahun depan Ed ke Indonesia. Secara Singapur, Filipin, dan Malaysia udh confirm kan ya bakal konser di sana, hehe
I`m so agree with you. Gue sendiri juga melting sama lirik lirik lagu karya ed. Tiap dengar suara ed sambil menyelami liriknya berasa udah kayak coklat yang telah meleleh :)
ReplyDelete