Where She Went (If I Stay 2)
Gayle Forman
… cerita cinta Adam dan Mia pun berlanjut.
Tiga tahun setelah Mia sadar dari koma akibat kecelakaan yang merenggut
nyawa semua anggota keluarganya, Mia dan Adam menjalani kehidupan
masing-masing. Mia menuju Juilliard dan menjadi pemain cello terkenal—sampai dijuluki
si anak ajaib saking hebatnya. Sedang Adam bareng bandnya jadi terkenal, dia
pun menjalani kehidupan ala rockstar. From
concert to concert, dikerubungi groupies,
struggling lawan paparazzi, hubungannya dengan aktris besar dan kehidupan
yang makin lama dirasanya makin menyesakkan.
Lalu di suatu malam, ketika Adam abis ngamuk di depan wartawan dan
beruntung manajernya memundurkan keberangkatannya ke London sampai besok sore,
Adam jalan-jalan di New York. Sampai akhirnya dia melihat poster pertunjukan
Mia. Entah apa yang mendorongnya, Adam menonton pertunjukan itu. ketika hendak
pulang, asisten Mia mencegahnya karena Mia mencarinya.
Dan mereka menghabiskan malam itu keliling New York. Sambil bertanya-tanya,
apa alasan Mia meninggalkannya. Adam pun memikirkan ulang pencapaiannya sejauh
ini, kecintaannya terhadap musik, anggota band, dan pacarnya.
Apakah Adam dan Mia bisa kembali bersatu?
Setelah dibikin nangis oleh If I
Stay, gue pun penasaran pengin tahu lebih soal hubungan Adam dan Mia. Sebelum
baca, enggak ekspektasi apa-apa, soalnya pengalaman baca Point of Retreat, lanjutan dari Slammed
karangan Colleen Hoover yang ternyata enggak sebagus buku pertama. Polanya pun
sama, buku kedua dari PoV si cowok, yaitu Adam.
Untunglah, gue menikmati buku ini (meski enggak segreget buku pertama). Di
buku ini kita diajak untuk melirik kehidupan seorang rockstar yang sebenarnya. Gue suka penggambaran sifat Adam di sini,
tentang kegamangan dia sewaktu jadi superstar.
Sama seperti If I Stay, novel
ini pun memakai formula alur maju mundur. Jadi kita juga bisa mencaritahu
kejadian apa saja yang terjadi selama tiga tahun ini, tepatnya sewaktu Mia pergi
dan ninggalin Adam gitu aja. Semua pertanyaan-pertanyaan itu perlahan terjawab.
Meski gue baca terjemahan, gue related
ke cerita. Terjemahannya bagus. dan di bagian penting dibiarin pake nama asli,
yeaii. Dan yang paling juara adalah lirik lagu bandnya Adam yang ada di setiap
judul bab. Asli, ada kek gitu yang nyanyiin beneran. Kayaknya seru, he-he-he.
Dan endingnya. Sebuah penutup yang manis. Enggak hanya sebagai penutup di
buku ini, tapi penutup serial ini secara keseluruhan.
And now
I can’t hardly wait to read another book from Gayle Forman. Just One Day
series.