To All The Boys I've Loved Before
Jenny Han
Dear Lara Jean…
Meet Lara Jean Song Covey. Lara Jean punya kebiasaan untuk
menulis love letter kepada cowok yang
dia suka. Bukan surat untuk dibaca cowok itu, tapi surat berisi semua
perasaannya lalu dia simpan sendiri di dalam hatbox peninggalan ibunya. Total ada lima cowok.
Suatu hari,
Lara Jean dibikin bingung ketika Peter Kavinsky, cowok yang pernah ditaksirnya
waktu di seventh grade, nunjukin
surat itu di hadapannya. Lara Jean bingung kenapa Peter K. bisa punya surat
itu. Ketika dia pulang ke rumah, Lara Jean enggak nemuin hatbox itu.
Gimana kalau
Peter cuma permulaan?
Benar saja. Josh,
tetangga slash teman baiknya slash mantan pacar kakaknya, Margot,
yang dia yakin masih saling cinta dan someday
they will be reunion again, menunjukkan surat Lara Jean kepadanya. Karena malu,
Lara Jean bilang kalau dia dating someone.
Dan yang kebetulan lewat di depannya adalah Peter. Lara Jean pun mencium Peter
buat meyakini Josh.
Kemudian mereka
malah terjebak dalam permainan pretend-to-be-boyfriend-girlfriend.
Soalnya Peter juga pengin membuat mantan pacarnya, Genevieve, cemburu. Mereka pun
pura-pura sebagai pasangan di sekolah. Ternyata, Kitty, adik Lara Jean malah
senang dengan Peter. Peter pun sering main di rumah Lara Jean, dan Lara Jean
juga sering hangout bareng teman-teman
Peter. Sesuatu yang tanpa sengaja malah membuat Josh cemburu.
Dan akhirnya
Lara Jean sadar kalau perasaannya kepada Josh sudah benar-benar berakhir. Dan dia
malah benar-benar suka pada Peter.
To all the boys I’ve loved
before.
Siapa sih
yang enggak kenal Jenny Han? Pecinta young
adult pasti pernah dengar nama ini. My
bad, gue belum jadi-jadi juga baca trilogi The Summer I Turned Pretty dan entah kenapa enggak tertarik sama Burn With Burn dan Fire With Fire. Tapi ketika pertama kali lihat novel ini. Dammit! Gue langsung tertarik. Simply karena cover dan judulnya yang
super catchy.
Jadilah perkenalan
pertama gue dengan Jenny Han dimulai dari buku ini.
Dan ini
jelas sebuah perkenalan pertama yang sangat memuaskan.
Ceritanya simple.
Memang sih enggak sesuai perkiraan awal gue. Awalnya gue berharap ceritanya
seputar Lara Jean dan cowok-cowok yang menerima suratnya, enggak kepikiran sama
sekali cerita bakaln fokus ke pretend
boyfriend and girlfriend ini. Meski masih ada kaitannya dengan surat yang
bocor. But me likey.
Gue suka
dengan karakter Lara Jean. Karakter anak tengah yang terlalu mengidolakan
kakaknya karena dia satu-satunya contoh yang dipunya. Dan ketika Margot pindah
ke Scotland buat kuliah, dia jadi clueless
karena terpaksa jadi anak pertama dan harus menjaga adiknya, Kitty. Gue suka
dengan penggambaran rapuhnya Lara Jean yang suka bingung harus berbuat apa. Dan
gimana dia selalu memikirkan Margot saking clueless-nya.
Di cerita
ini kelihatan jelas gimana perkembangan karakter Lara Jean. Dia yang selama ini
mengikuti apa aja yang dilakukan kakaknya tiba-tiba harus menentukan pilihannya
sendiri. Dan dia mulai sering hangout,
jalan ke luar enggak cuma mendekam di rumah dan ngelakuin yang selama ini
enggak pernah dia lakuin. Tipikal pencarian jati diri di masa remaja. That’s why I love this book so much.
Ngomong-ngomong
soal surat, penjelasan soal surat ini juga lucu. Paling lucu ya ketika suratnya
bocor ke Lucas yang ternyata gay,
he-he-he.
Hubungan Lara
Jean dan Peter juga lucu. namanya aja pura-pura tapi karena sering bareng ya
perasaan itu beneran muncul. Gue suka Peter. Handsomest boy from the handsome boy at school. Goofy. Humble. Charming.
Punya pesona yang bisa menaklukkan anak kecil sampai cewek dewasa. Meski awalnya
cuma pengin bikin Genevieve cemburu, selama interaksi dengan Lara Jean dan
gimana dia memperlakukan Lara Jean, enggak kelihatan tuh kalau dia pengin Gen
cemburu. Malah chemistry dia dan Lara
Jean kuat banget. Suka sama pasangan ini.
And I hate Josh. Memang sih dia geeky boy yang
ternyata pemikiran dan kesukaannya sama kayak gue tapi enggak suka karena dia chicken. Gimana mungkin dia tiba-tiba
suka sama Lara Jean setelah baca surat itu padahal selama ini dia benar-benar
memuja Margot? Dan kenapa pula dia marahin Lara Jean karena enggak ngomong
jujur dulu. Hellooo…. Gue ngerti kenapa Lara Jean jadi kesal sama Josh.
Selain kisah
cinta, gue suka kisah persaudaraan di sini. I
love Song sisters. I love Margot yang serasa kayak kakak gue, si pintar
tukang ngatur dan sedikit dingin padahal sebenarnya baik dan pengertian. Gue ngerti
kenapa Lara Jean ngerasa enggak pernah cukup baik jika dibandingin dengan
Margot. Because I feel it too. I’m not
good enough rather than my sister. And I love Kitty. Anak Sembilan tahun
yang gue harap dia tetap kayak gitu. Dan jangan pernah remehin Kitty karena dia
megang peranan penting di sini, hi-hi.
Yang bikin
gue makin jejeritan ketika baca buku ini yaitu waktu Jenny nyelipin geeky-item di tengah cerita. Such as jadi Cho Chang dan Harry Potter
waktu pesta Halloween di sekolah. Gue enggak bisa nahan ketawa waktu Lara Jean
jelasin kalau buku ketiga Harry Potter itu yang paling bagus kepada Peter. Trus
ide Josh pengin jadi Khal Drogo pas Halloween. Atau Lara Jean nyaranin nama
Gandalf the Grey untuk kucing kepada Kitty. Atau Josh yang ngajak Lara Jean
marathon Lord of the Rings. Oh my. This book
is sooooo me…
Satu lagi,
Jenny Han berhasil menyelipkan identitas dirinya sebagai orang Korea yang
tinggal di US dalam buku ini. Lewat karakter Lara Jean yang half Korean jadi
beberapa cirri khas orang Korea bisa dibaca di sini. Wondering di buku lainnya Jenny masukin ini juga enggak ya.
(Dan yak,
selama baca gue ngebayangin kalau Lara Jean ini Sandara Park yang biar kata
udah 30 tahun masih bisalah jadi Lara Jean.)
About ending.
sumpah, gue gregetan. Begitu aja? Akkk… I
need more. Memang sih pembaca bisa menarik kesimpulan sendiri di ending itu, dan overall gue puas, cuma kalau boleh minta sih ya ada lanjutannya. Semacam
masih ada unfinished business gitu di
antara mereka. Mungkin Jenny sedang merencanakan buku kedua? Entahlah. Mudah-mudahan.
Buku ini
jadi buku pertama setelah sekian lama gue enggak benar-benar into it ke satu buku. I love every part of this book. Jadi enggak sabar baca trilogi Jenny
Han yang terkenal itu. Semoga sebagus ini.
Eh, jangan salah. Buku ini masih ada lanjutannya lho ;)
ReplyDelete