Review Buku #7 Yuki no Hana by Primadonna Angela

1 comment
Yuki no Hana
Primadonna Angela



Yuki Matsuri atau festival salju di Sapporo, Jepang, enggak hanya terkenal di negara itu. Tapi juga menarik minat wisatawan dari seluruh dunia. Dan di festival itulah kisah Hana bermula.
Semua berawal dari Hana kecil yang diajak orangtuanya liburan ke Sapporo saat ulang tahunnya yang ke-8. Siapa sangka jika itu adalah liburan terakhirnya bersama keluarga karena orangtuanya memutuskan untuk bercerai. Bahkan di tengah-tengah keindahan Yuki Matsuri, orangtuanya enggak malu untuk bertengkar sehingga Hana memutuskan untuk pergi jalan-jalan sendiri. Saat tersesat, dia bertemu seorang anak kecil yang memberinya temari. Dia pun mengajak Hana makan takoyaki yang enak banget dan janji untuk bertemu keesokan harinya. Saat bertemu esoknya, Hana tahu kalau cowok itu bernama Takahashi.
Dan Taka-kun pun menjadi orang yang berarti bagi Hana, sampai dia dewasa.
Hana berjanji kepada Taka-kun untuk kembali ke Jepang, tepatnya saat Yuki Matsuri. Mati-matian Hana mengumpulkan uang untuk ke sana, tanpa bantuan ayahnya yang jadi dingin kepadanya sejak bercerai. Tapi perjalanan Hana enggak gampang. Ada saja halangan yang membuatnya batal untuk ke Jepang. Beruntung Taka-kun selalu menyemangatinya.
Ketika Hana akhirnya berhasil pergi ke Jepang, dia bertemu Sho. Cowok menyebalkan yang juga kakak Taka. Anehnya, ketika bersama Sho, Hana malah melupakan Taka. Dan dia enggak menyukai situasi itu karena Taka-lah yang selalu ada untuknya sejak dia kecil.
Kenapa hati bisa berubah begitu saja?
Ini buku pertama dari Festival Series yang diterbitkan Teen Noura (dan buku keduanya adalah buku gue, Do Rio Com Amor *promo colongan*). Dari awal tahu judulnya, gue langsung penasaran. Gue suka banget dengan frasa Yuki no Hana ini sejak dengerin lagu Eric Martin, Yuki no Hana, yang diaransemen ulang dari lagu Jepang milik Nakashima Mika. Dan gue baca buku ini diiringi lagu Yuki no Hana dari kedua penyanyi itu.
Di buku pertama, Mbak Donna mengajak kita untuk merasakan keindahan Yuki Matsuri. Deskripsi Mbak Donna juara. Kerasa bedanya antara sudut pandang Hana kecil dan Hana dewasa. Mungkin karena Mbak Donna pernah ke sana kali ya jadi detail dan suasananya dapet banget. Sampe ikut berasa dingin (oke, ini guenya aja yang lupa nutup jendela pas hujan badai haha). Menurut gue, deskripsi inilah yang menjadi kekuatan utama mbak Donna, selain tentunya penokohan. Penokohannya pun kuat. diangkat dari sudut pandang ketiga, kita bisa ikut merasakan kebimbangan Hana antara Sho atau Taka. Dan surprise, Mbak Donna juga mengajak kita melihat dari sudut pandang Sho serta mengetahui masa lalunya.
Satu kata yang menggambarkan buku ini menurut gue adalah drama. Serius, drama banget. Mulai sejak awal sudah berasa dramanya. Affair nyokap Hana yang drama banget. Hana yang kecopetan sehingga nyaris batal ke Jepang, itu berasa kayak sinetron, hihi. Pun ketika ada nenek baik hati yang mewariskan semua hartanya untuk Hana, duh drama banget. Begitu juga sampai Hana di Jepang dan ada adegan penculikan. Sejujurnya, gue agak kurang sreg dengan adegan ini. terlalu tiba-tiba aja tapi lumayanlah untuk meningkatkan tensi cerita yang dari awal sudah bittersweet. Sayangnya, drama yang gye harapkan enggak ada, yaitu antara Hana dan ayahnya. Duh, sayang aja akhirnya begitu. Kasihan aja bokapnya. Ketika dia melepas kepergian Hana, gue rasa mereka nantinya akan baikan karena ada indikasi ke situ. Ternyata… ah sudahlah (sengaja bikin penasaran). Dan drama ini endapat porsi yang lumayan sehingga pas bagian festivalnya sendiri enggak terlalu banyak.
Dan satu hal lagi yang mengganggu gue secara pribadi: baca novel ini bikin lapar (oke, ini sih masalah pribadi). Soalnya tokoh-tokohnya makan mulu. Ramen dan Takoyaki, sumpah jadi ngiler. Untung aja enggak ada sushi. Kalau ada, mungkin gue udah lari ke Sushi Tei haha.
Overall, gue menikmati buku ini. Benar-benar serasa dibawa ke Jepang. But in other hand, gue serasa baca buku terjemahan Jepang saking detail dan dapet banget ngegambari suasananya. Untuk pembuka serial, buku ini pas banget. Jadi enggak sabar menunggu kota atau negara mana lagi yang akan diangkat di serial ini (meski beberapa gue udah tahu sih hihi).


SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

1 comment

  1. saya baru aja baca bukunya mbak ifnur yg do rio com amor. bagus bangettttt endingnya nyesek banget tapi

    ReplyDelete

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig