After Work Hard, We Need To Play Hard
Waktu itu gue lagi di Abu Dhabi ngikutin global conference utusan dari kantor. Berhubung lagi di luar jadi cuma
bisa ngandelin wi fi di hotel ya bo, he-he-he. Karena itu, gue enggak terlalu in touch sama internet. Mana kegiatan di
sana bikin gue sering lupa sama handphone
juga.
Suatu waktu, pas gue lagi di lobi hotel nunggu jadwal kita mau desert safari (tulisan liburan slash kerja ini bakal diposting
terpisah), isenglah gue ngecek email. Mata gue tertumbuk ke satu nama. Sebuh saja
Miss N. Awalnya gue ignorance karena
agak ngantuk dan capek, jadi enggak terlalu ngeh subjek emailnya apa. Tapi pas
gue buka, mata gue yang awalnya cuma 5 watt langsung nyala.
Isinya tawaran untuk nerbitin novel gue di salah satu penerbit
besar—sebut saja BP. Gue sampai kaget dan mikir, kapan gue ngirim naskah ke
sana? Ternyata itu naskah yang gue tulis tahun lalu dan diikutkan sebagai
peserta lomba yang diadakan penerbit tersebut. Gue pun memutar otak mikirin
naskah yang dimaksud dan hasilnya… nihil.
Oke, itu hanya intro karena ceritanya enggak terfokus ke naskah
tersebut, melainkan ke hal-hal yang gue alamin tahun lalu.
Gue inget banget tahun 2013 kemarin gue laluin dengan kerja,
kerja, dan kerja. Banyak hal berarti yang terjadi di tahun lalu. Nerbitin buku
pertama (duet) dan pindah kerja ke tempat yang lebih baik. kehidupan gue pun
ikut berubah and I like it. Tahun lalu
juga pertama kalinya gue mencoba menjadi seorang editor untuk novel remaja.
Jika diibaratkan dalam dua kata, tahun lalu adalah work hard.
Pertama, gue adaptasi dengan pekerjaan baru. dunia remaja yang
selama ini enggak gue sentuh akhirnya malah jadi keseharian gue. Gue harus struggling dengan sistem kerja baru, lingkungan
baru, pekerjaan baru. It’s hard by the
way. Di sisi lain, gue juga struggling
dengan hobi gue, menulis.
Tahun lalu itu ada banyak banget lomba yang diadain penerbit. Berhubung
waktu itu di kantor lama gue serasa punya waktu berlebih, atau entah karena
guenya yang terlalu ambisius, gue ikut hampir semua lomba. Yang gue ingat
diantaranya lomba Qanita (gue masuk 20 besar), lomba Amore Gramedia (gagal),
lomba Wanita Punya Cerita Bentang Pustaka (gagal), lomba Teen And Young Adult Bukune
(juara 1), lomba Passion Show Bentang Belia (gagal), dan yang lainnya yang
enggak gue ingat. Karena itu, tahun 2013 jadi tahun paling produktif yang
pernah gue lewatin.
Dan ditambah tawaran dari Noura Books untuk menulis novel remaja
sebagai bagian dari Festival Series mereka.
Jadi, tahun lalu buat gue hanya kerja, kerja, dan kerja.
But I like it (yang bikin gue sekarang
merindukan saat-sata berkencan dengan tokoh baru dalam tulisan gue).
Seperti kata pepatah, siapa yang menebar benih akan menuai hasil
(bener enggak sih pepatahnya?). Hasil kerja keras yang gue lakuin tahun lalu
terbayar di tahun ini.
I’ve got a better job. Gue bisa jalan-jalan ke luar
negeri karena pekerjaan ini, which is,
berkaca dari rekening gue yang sering menangis, enggak bakallah gue bisa ke UAE
dalam waktu dekat.
Novel kedua gue terbit Februari ini. Novel Do Rio Com Amore yang diterbitin
Noura Books, yang gue tulis tahun lalu, saat gue harus struggling dengan tanggung jawab baru di kantor karena gue enggak
hanya nulis buat print, tapi online juga. I’m proud of myself. Ketika melihat novel itu jadi, masa-masa gue
enggak tidur jadi kebayar. Dan yang paling bikin gue bangga, ternyata gue bisa
me-manage waktu dengan baik. Kerjaan
lancar, novel lanjut. Wohoo….
Ketiga, novel pertama yang gue edit terbit. Judulnya Love Puzzle
dari Eva Sri Rahayu, terbitan Noura Books. Satu lagi hasil kerja keras di tahun
2013.
Keempat, novel selanjutnya dari Bukune. Menurut jadwal dari editor
gue, Mbak Iwid, terbit sekitar Juni. Baguslah, jadi gue bisa napas dulu setelah
berjibaku dengan ngedit Do Rio, he-he-he.
Dan yang kelima tentu aja email dari Mbak N dari penerbit BP. Meski
lagi hectic, jelas gue enggak bisa
nolak tawaran ini (yaiyalah, mana ada yang mau nolak berita bagus ini).
Berhubung tahun lalu isinya adalah work hard, maka tahun ini pengin menyeimbangkan dengan play hard meski enggak hard-hard banget karena terbentur
masalah dana, he-he-he. Jadi kakak-kakak yang mau liburan, monggo lho eike
diajak (tag Lescha dan rencana kita. Moga jadi moga jadi meski mungkin gue
cengo pas itu, hi-hi).
Berkaca dari tahun lalu yang isinya hanya work hard tanpa play
hard, baiknya tahun ini diseimbangkan. Because after work hard, we need tp play
hard. Karena ketika play hard pun masih ada kerjaan yang harus diselesaiin. Yaitu
ngedit. Which is ngedit tulisan sendiri jauuuuh lebih susah daripada nulis
baru.
Jadi, biar enggak stress, tahun ini mari bersenang-senangggg…
0 Comments:
Post a Comment