[book review] Jill & Jill: Falling Out Of Fashion by Karen Yampolsky

Leave a Comment
Jill & Jill: Falling Out Of Fashion
Karen Yampolsky



Jill White, sejak kecil tinggal di komune hippie dan menjalani kehidupan ala hippie karena itulah pilihan orangtuanya. Ketika Jill masuk ke sekolah persiapan Hillander yang isinya kalangan A list, dia enggak punya teman. Orang-orang mengenalnya sebagai si aneh dan anak sumbangan. Tapi, Jill punya obsesi membuat majalah sendiri.
Akhirnya impiannya terwujud. Dia melahirkan majalah atas namanya sendiri, Jill. Majalah yang menampilkan perempuan apa adanya, tidak seperti majalah glossy lainnya. Tapi, dunia penerbitan begitu keras. Jill terus mendapat tekanan dari atasannya, Ellen Cutter dan Liz Alexander. Lama-lama kelamaan Jill kehilangan arah dan menjadi seperti majalah kebanyakan. Jill, rela enggak rela, terpaksa melihat bayi kesayangannya perlahan tapi pasti menuju ke kehancuran.
Not an another The Devil Wears Prada meski masih menyasar dunia penerbitan alias majalah. Kalo di luar negeri, dunia majalah masuk ke golongan juicy gossip penuh intrik sehingga banyak yang menjadikan dunia ini sebagai latar novel, film, atau serial televisi. Gue belum nemu Indonesia kayak gini padahal intrik di dunia majalah Indonesia enggak kalah juicy, lho, hehehe.
Gue udah lama beli novel ini tapi terpendam begitu saja dan tiba-tiba enggak sengaja lihat. Sempat khawatir karena gue takut akan ngecewain kayak Fashionista yang katanya the next The Devil Wears Prada. Kedua, gue enggak kenal siapa penulisnya. Tapi, untunglah kekhawatiran gue enggak terbukti.
Ternyata, gue menikmati buku ini. Sangat enjoy malah.
Cerita berlangsung dari sudut pandang orang pertama, Jill White, alias si editor in chief. Awal cerita sangat menjanjikan, tentang Jill yang dipanggil atasannya Ellen dan Liz dan dituntut untuk mengubah konten Jill menjadi lebih membumi seperti majalah kebanyakan demi menggaet pengiklan. Penolakan yang diajukan Jill enggak digubris dan dia terpaksa menelan kekecewaannya. Agak kecewa, sih, gue sedikit ketika masuk bab 2 cerita menjadi flashback ke masa kecil Jill, lalu masa-masa penuh tekanan dan pengucilan di Hillander, masa-masa kuliah yang menyenangkan di Bennington College dan masa-masa susah menjadi fresh graduate. Lalu perlahan kesuksesan menghampirinya. Di usia 24 tahun, Jill udah jadi editor in chief majalah remaja, Cheeky. WOW. Lalu, cerita beralih ke masa sekarang. Tentang intrik dan situasi genting di Jill.
Gue menikmati banget tentang gaya hidup hippie tahun 1970an, yaitu masa-masa remaja Jill. Gue ngerti perasaan Jill yang dipandang aneh hanya karena gaya hidupnya yang enggak lazim oleh teman-teman sekolahnya yang semuanya fake. Saking enggak tahannya, Jill sampai menyilet dirinya sendiri buat melampiaskan rasa sakit hatinya. Gue miris pas baca bagian ini. tapi, pengalaman inilah yang menempanya.
Kalau di The Devil Wears Prada ada Miranda Priestly, di sini ada Ellen Cutter dan Liz Alexander, atau yang disebut Jill dengan sebutan Stepford Twins. Sumpah, baca tokoh Liz ini gue jadi ingat seseorang. Si Liz ini omong besar, ngakunya bisa ngegaet banyak iklan, tapi hasilnya nol besar. Selalu Jill yang akhirnya turun tangan tapi pada akhirnya dialah yang menerima pujian si bos besar. Duo penjilat. Asli, tokoh Liz, dan posisi dia di majalah ini, cocok banget sama orang yang pernah gue kutuk-kutuk karena omong besar, penjilat, dan enggak becusnya sama kayak Liz. Untung aja gue enggak perlu berhadapan sama dia lagi, hahaha.
Novel ini chicklit banget. Maksud gue chicklit banget, ya, karena inti ceritanya cewek banget. Antara dia dan pekerjaannya. Itu yang paling dominan. Lalu ada persahabatan juga. Dan kisah cinta juga. Tapi, kisah cintanya enggak terlalu kuat. enggak banyak yang diceritain. Enggak ada tokoh cowok yang menonjol. But I love it. Berasa fresh aja.
Baca novel ini dijamin banyak tahu tentang behind the scene sebuah majalah dan intrik-intriknya. Mungkin karena dekat sama dunia kerja gue juga kali ya, makanya gue enjoy banget.
Di tengah-tengah baca, iseng gue googling nama penulisnya. Lalu, gue terdampar ke sebuah nama, Jane Pratt. Jane ini salah satu tokoh majalah terkenal di Amerika. Umur 24 jadi editor in chief majalah remaja Sassy lalu akhirnya membuat majalah dengan namanya sendiri, Jane. Lalu Jane dibeli oleh Conde Nast. Enggak lama setelah Jane keluar dari Jane, Jane bangkrut.
Kok mirip banget sama cerita ini? Ternyata oh ternyata, Karen Yampolski, penulisnya, mantan asisten Jane Pratt. Gue enggak ngerti alasan dia menulis kisah hidup Jane atau mungkin ada campur tangan Jane juga di dalamnya. Jadi, ketika gue tahu fakta ini, buku ini bisa dibilang autobiografi. Abis persis sama. bBhkan sampai ke masalah pribadi Jill pun mirip sama Jane. Trus, gue curiga si Karen ini yang jadi tokoh Casey, asisten Jill.

Overall, gue puas dengan buku ini. dari lima penulis yang gue tahu menulis tentang majalah, Sophie Kinsella, Candace Bushnell, Lauren Weisberger, Lynn Messina, dan sekarang Karen Yampolski, mereka semua awalnya kerja di majalah. Jadi tertantang buat bikin cerita berlatar majalah juga, hehehe.
SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 Comments:

Post a Comment

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig