Heart Quay
Putu Felisia
Zoya dari kecil udah menderita. Ditinggalin ayahnya, dan kakaknya
jadi pecandu narkoba. Ketika menyendiri di atap, Zoya ketemu Elang Angkasa,
pentolan sekolah yang terkenal berandalan. Mereka pacaran, tapi backstreet. Sampai suatu kejadian
membuat Zoya terpaksa meninggalkan Elang. Elang sakit hati dan membenci Zoya.
Cerita bergulir di masa sekarang, ketika Zoya dan sahabatnya Santi
datang ke Singapura untuk menghadiri pernikahan sahabatnya, Tiara. Dengan Elang.
Pertemuannya dengan Elang memunculkan rasa sakit di masa lalunya. Juga kebencian
keluarga Elang padanya. Sedang Elang ingin tahu alasan Zoya dulu
meninggalkannya.
Di titik terlemahnya ini, Zoya bertemu Kenneth Yang. Berawal dari
pertemuan enggak mengenakkan di pesawat dan bandara, akhirnya mereka dekat. Dan
membuat Zoya mulai berani untuk membuka hati lagi.
Novel ini jadi juara ketiga Lomba Penulisan Amore 2012 lalu. Gue belum
baca yang juara satu dan dua. Langsung ini karena setting di Singapura dan
cowoknya asli sana. Setelah baca Mrs. MisMarriage, kecintaan gue sama negara
tetangga itu makin bertambah.
Ceritanya sendiri tergolong rumit. Tipikal cerita serial drama Korea/Taiwan
sana. Untung aja cowoknya bukan Korea. Kalau Korea, dijamin gue enggak bakal
ngelirik novel ini. Enough sama
Korea-Koreaan haha. Penulisannya cukup lancar. Putu enggak sebaik hati itu
ngasih kita latar belakang dalam sekali scene,
melainkan ngasih beberapa clue yang
tentunya bikin penasaran. Dan gregetan. Bikin gue mencoba menebak-nebak. Memang,
sih, drama banget. Tapi, namanya juga Amore. Banyak drama itu wajar. Dan jujur,
gue kangen baca novel banyak drama, hihi.
Karakternya sendiri cukup lovable.
Yup, I’m talking about Kenneth Yang. Dari cowok jutek yang lebih akrab sama
gadget daripada sama manusia lalu
berubah nice, charming, unyu, whatever you name it. Untuk ukuran orang
Singapura, Kenneth ini termasuk santai. Enggak mencerminkan budaya kiassu-nya
orang Singapura. Tapi, enggak terlalu penting, sih, secara konflik Kenneth cuma
dengan Zoya.
Zoya sendiri menurut gue gengges. Biasalah, tipikal cewek miskin
yang merasa paling melarat sedunia tapi sok tegar. Entah kenapa, gue enggak
pernah tertarik dengan tipe cewek kayak gini. Dan dia dicintai Kenneth. Ish,
enak banget—iya, gue cemburu.
Interaksi Kenneth-Zoya lumayan, sih, meski gue merasa terlalu
cepat. Untuk ukuran orang yang pernah ditinggal mati pacarnya dan sakit hati,
Kenneth terlalu cepat untuk membuka hati. Coba halamannya ditambah, trus
interaksi Kenneth-Zoya juga ditambah, mungkin chemistry mereka akan lebih tereksplor.
Tapi, gue suka adegan mereka ciuman di pinggir jalan sambil nunggu
lampu hijau menyala. Visually di kepala gue bagus banget. Apalagi gue langsung
kebayang jalan-jalan di Singapur. Kalau jalanan Jakarta mungkin enggak
seromantis itu kali, ya, hehe.
Sekarang, tokoh pendamping alias biang kerok masalah. Elang dan
Tiara. The most heartless jerk couple in
the world. Tiara tipe spoiled little
brat yang rela lakuin apa aja untuk menuhin egonya, termasuk sengaja hamil—jadi
inget Carissa, hihi. Elang juga sebenarnya cowok cemen yang egonya terlalu
tinggi dan enggak bisa terima egonya dilukai. Cocok deh ini dua orang.
Pada akhirnya, mereka harus memilih. Cinta dan persahabatan. Dan si
sopiled little brat macam Tiara milih
mengakhiri persahabatannya dengan Zoya demi Elang.
By the way, ketika
membaca novel ini gue jadi ingat The Romantics karya Galt Niederhoffer. Gue belum
baca, sih, tapi gue udah nonton adaptasi filmnya yang diperanin Katie Holmes,
Anna Paquin, dan Josh Duhamel. Inti The Romantics ini tentang sekelompok
sahabat yang ketemuan lagi di salah satu pernikahan, yaitu pernikahan Lila dan
Tom. Masalahnya, dulu Tom pernah pacaran dengan Laura yang juga sahabat baik
Lila. Ketika ketemu lagi, mereka mengenang kembali masa-masa dulu. Juga, Lila
yang akhirnya marah pada Laura dan ngebatalin pernikahannya.
Bedanya, di sini Tiara enggak sampai ngebatalin pernikahannya,
sih. Dasar egois. Dan Elang? Dasar cemen.
Overall, I love this book. Most of
all, I love Kenneth Yang.
Gue maunya, sih, lebih banyak scene
Kenneth daripada Elang, hihi.
Dan ya, gue suka ada selipan Singlish di sini. Entah kenapa, gue
selalu ketawa kalau dengar Singlish. Lucu. dan novel ini sukses bikin gue
kangen pergi ke Singapura lagi.
PS: Gue ngebayangin yang jadi Kenneth Yang ini Ambrose Hsu waktu jadi Xu Ze Ya (minus kacamatanya)
Wah kalo liat reviewnya kayaknya oke punya :D
ReplyDelete