Mrs. MisMarriage
Noelle Chua
Audrey Lee is a perfect woman who has it all. He has a husband who love
her, a semi-detached home, a live-in maid, a money, everything. But Audrey
always feel that there is something in her marriage. Audrey is not a kind of
marriage woman. She loves Paul Chang, her husband, but she feels strange when
she call Paul as her husband. Di saat mereka, sebagai pasangan newlywed, harusnya bermesraan, Audrey
malah merasa semakin jauh dengan suaminya. Mereka tidak berbicara dan Paul
sibuk dengan pekerjaannya.
Audrey merupakan Singaporean Girl yang juga kandidat doktor
di Harvard. Namun ketika Paul melamarnya, dia terpaksa mengorbankan
pendidikannya dan pulang kampung ke Singapura, eventough she never want to comeback to her hometown. She wants to live
outside Singapore.
Di saat Audrey memikirkan
perkawinannya, dia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Paul sering terlibat chatting dengan Indie Girl, a girl named India. Audrey curiga. Dan tanpa
disengaja, Audrey juga terlibat sesuatu yang nantinya disesalinya.
In this day and age, being in love with someone and being married to someone, they are two different things.
This is my first Asian Lit. Ketika membeli novel ini, gue nggak
nyangka jika novel ini ditulis oleh penulis Singapura dan berlatar di
Singapura. It surprises me. Melihat review
di Goodreads yang positif, gue jadi tertarik membaca buku ini. And I love it.
Mrs. MisMarriage is a light reading. Tentang Audrey yang anti
menikah tiba-tiba menjawab iya saat Paul melamarnya. I love her quote.
When someone you love asks you to marry you, no matter what you think or know or feel, you step right up to that insanity, you look itin the eye and you act. When something like that happens, you would do just like I did. You know you would. You would say, “Yes.”
She’s right. Ketika selama ini lo memikirkan something, boleh saja banyak what
if berkeliaran di kepala lo. But by the
time lo benar-benar menghadapi situasi itu, your hearts know the answer. Just like what Audrey did.
Novel ini terasa begitu mengalir. Khas
chicklit. Dengan beberapa bahasa
slang ala Singapura dan dialog Singlish, kadang novel ini terasa lucu. My boss is Singaporean and I think Audrey is
just like her, Petrina Leong, haha. Membaca novel ini sesuai sama gambaran
Singapore yang selama ini kita tangkap. Tentang MRT, HDB, dan keseharian
mereka. Sayang, budaya kiasu yang
Singapura banget kurang dibahas di novel ini. mungkin karena novel ini berangkat
dari kehidupan Audrey, an expat wife.
Meski dia berada di negaranya, dia terasa terasing karena lingkungannya berbeda
dengan kehidupan Singapura yang dulu dirasakannya. Audrey feels it. Lagian gimana mau gambarin budaya kiasu? Lha Audrey sendiri nggak kerja.
Jangan khawatir untuk takut menikah
karena membaca buku ini. Justru bagus karena pernyataan “being in love with someone is different with being married
to someone”, juga kehidupan perkawinan yang bisa membuat ada jarak di
antara suami dan istri jika salah satu pihak memilih untuk tidak jujur itu
benar banget.
I love the ending meski akhirnya Audrey kembali jadi woman who has it all. Sweet tapi nggak
lebay haha. Karakter minornya juga porsinya pas meski karakter minor ini cukup
banyak. Indonesia juga disebut-sebut. Selain Bali dan Bintan, porsi Indonesia
yaitu para caregiver di keluarga
ekspat. Miris.
After all, I enjoy my first experience. Can’t hardly wait to read
another Asian Lit. Any recommendation?
Jadi inget waktu Martin tiba-tiba ngelamar. Without further ado, I said yes. And I know my heart told me so.
ReplyDeleteAsian Lit ya? Kebanyakan sih Korean-Lit yang agak chick lit. Kalo asian lit lain yang aku baca kebanyakan nggak terlalu nyick-lit. Indian_lit banyak banget yang gaya-gaya chick lit.