Autumn Once More
Ika Natassa, AliaZalea, Ilana Tan, dkk
Antara puas dan nggak puas baca buku ini. Puas
karena ceritanya two thumbs up semua.
Nggak puas karena namanya juga cerpen jadi bacanya nanggung. Dooh! But first of all, I wanna say thank to Ijul
aka @fiksimetropop karena telah memilih gue sebagai pemenang kuis dadakan
yang diadakannya. Nggak nyangka sih secara selama ini hoki gue terhadap
kuis-kuisan berada di titik terendah hihihi. Autumn Once More sudah masuk wishlist gue dan mendapatkan buku ini
secara gratis jelas berkah dobel buat gue. Gue memasang ekspektasi tinggi
terhadap kumcer ini, mengingat nama-nama yang terlibat di dalamnya. Bahkan editor
yang selama ini sering berada di belakang meja sekarang muncul ke permukaan, bersama
penulis binaan mereka. Setidaknya—for me—tiga
nama penulis, Ika Natassa, Ilana Tan, AliaZalea, plus dua nama editor, Hetih
Rusli dan Rosi L Simamora cukup menjadi jaminan kerennya buku ini.
And this is
it.
Autumn Once More berisi 13 cerita. Ditilik dari
judul-judulnya, so Metropop banget. Gue
membayangkan judul-judul ini kemudian dielaborasi menjadi sebuah novel utuh. Keren
pastinya. Yuk mari kita bahas satu-satu.
Be Careful
What You Wish For by AliaZalea
Oke, begitu dibuka sudah langsung disuguhi cerpen
Mbak Alia (finally I met her at gathering
penulis dan pembaca GPU 6 April kemaren. Jika biasanya di konser musik ada
koor penonton menyanyi bareng, kali ini ada koor kita menyebut nama tokoh plus
detail-detail di dalam novel-novel mbak Alia. Keren euy). Cerpen ini bercerita
tentang seorang cewek yang diam-diam naksir teman sekantornya tapi hanya bisa
diam dan memandang penuh kekaguman dari jauh. Till one day, si cowok pergi. Si cewek menyesal. Lalu bersumpah
jika ada kesempatan mereka bertemu lagi, she
will make an effort. And there he is. Mereka bertemu lagi. Ketika melihat
nama Mbak Alia, gue mengharapkan another hot-sexy-and-most-wanted-guy
ala-ala Mbak Alia. Memang sih Gonta digambarkan so yummy but it’s not enough. Mungkin karena keterbatasan halaman
dan minimnya interaksi Gonta dengan si cewek, jadi seksinya nggak terlalu
dieksplor. Ceritanya ringan dan seru and—hate
to say it—refers to myself. Apalagi bagian stalking. Percayalah, yang pertama kali mengemukakan kalimat
kemampuan stalking cewek lebih jago ketimbang anggota FBI itu patut dikasih
ucapan terima kasih because he/she is
right. Dan ketika naksir seseorang, di jaman serba cepat dan teknologi maju
seperti sekarang, cuma orang bego yang nggak ngestalk gebetannya, hihihi. Cerita
Mbak Alia lumayanlah untuk opening.
Thirty
Something by Anastasia Aemilia
Memang benar kalau tema klasik satu ini nggak
bakalan pernah mati. Sampai kapanpun, friendship
turns into lover akan selalu ada dan masih akan selalu menarik untuk disimak.
This story is one of my favourite. Tentang
sepasang sahabat, Rachel dan Erik, yang diam-diam saling cinta tapi malam ini adalah
malam terakhir mereka bertemu karena besok Erik terbang ke Jepang untuk kerja. Di
malam itu semuanya terbuka. Perasaan mereka. Namun ada sebuah perjodohan dan
cincin yang mengikat di jari Rachel karena being
thirty-something and single is not that easy in her family. Meski memberikan
ending yang realistis, gue masih
gemes sama Rachel. Come on. Masih ada
kesempatan gitu untuk dapetin Erik tapi dia nggak mau berusaha. Ini kenapa gue
gregetan karena this is only a short
story jadi nggak jelas keberatan keluarga Rachel tuh kayak apa. I want her to fight for her love. Coba mbak
Anastasia Aemilia mungkin mau ngelanjutin cerita ini because I’m falling in love for them both.
Stuck With
You by Christina Juzwar
Bayangkan tiga kali terjebak di lift kantor yang
mati bersama cowok ganteng tapi jutek? I think
it’s heaven. Sambil stuck cuci
mata. Ini yang terjadi sama Lita. Di hari pertama sudah terjebak di lift sama
dua cowok ganteng. Yang satu humble
yang satu minta dipites. Sialnya, si jutek Ares ini malah jadi atasan Lita. Lita
yang awalnya naksir Harris si humble
eh malah berbalik ke Ares ketika tahu Harris
is such a player. Mengabaikan logika cerita—hei, mana ada lift yang rusak
berkali-kali? Memang sih dibilang gedung perkantoran itu sudah tua, tapi kalau
lift rusak terus menerus, pasti udah dicomplain dari kapan tahu tuh sama
pekerja di sana. Apalagi orang kayak Ares—ceritanya lumayan simple. Tapi nggak sampai ngefavoritin
gue. Nggak tahu kenapa, rasanya racikannya kurang pas. Mungkin karena gue
merasa pengin tahu lebih banyak tentang Lita-Ares aja kali ya jadi gue ngerasa
Harris hanya cameo nggak penting yang sengaja dimunculin untuk menambah konflik
tapi gongnya nggak dapet. (Ngerti nggak? Gue juga nggak ngerti dengan bahasa
gue yang belibet hehe).
Jack Daniel’s
vs Orange Juice by Harriska Adiati
Ini judul yang paling gue suka. Soooo contradictive. Gue bisa merasakan
betapa cupunya si Dennys memesan orange
juice di club hihihi. Ceritanya ala-ala
sinetron pintu hidayah gitu—minus adegan azab hahaha. Jadi, seorang cowok
metropolitan yang mengaku nggak bangsat-bangsat amat bernama Dennys telah
bersumpah mau menjalani hidup baik alias no
alcohol no smoke. Istilahnya Dennys, from
super-duper-asyik-dan-tanpa-beban lifestyle to jaga-hati-jaga-kelakuan
lifestyle. Ini semua gara-gara Dennys naksir anak Pak Haji dan Bu Hajjah
tetangganya. Karena Pak RT bilang cewek baik-baik ya akhirnya sama cowok
baik-baik, jadilah Dennys menerapkan pola hidup baru. No more minum-minum dan rokok. No
more clubbing, berganti subuh ke mushalla. Ceritanya kocak. Lucu. Pengin bilang
ke mbak Harriska, selain jadi editor, mungkin mau jadi penulis juga. This is one of my favourite. Enough said.
Tak Ada Yang
Mencintaimu Seperti Aku by Hetih Rusli
A psychological
romance. Tentang seorang cowok yang posesif dan nggak terima diputusin
ceweknya yang tahan sama sikapnya. Keturunan dari bokapnya juga yang punya
kelainan mental. Ide ceritanya bagus tapi gue nggak suka sama gaya menulisnya. Selama
ini gue suka sama mbak Hetih, editor yang siapa-sih-yang-nggak-kenal-dia? Tapi ketika
baca cerpen ini, sorry, not my type.
Critical Eleven
by Ika Natassa
Jujur deh, ada berapa banyak yang beli novel ini
gara-gara penasaran sama sosok Bapak Aldebaran Risjad? Sedikit banyak gue juga
penasaran—iya, gue udah follow Ale. Ceritanya
tentang perempuan bernama Tanya yang terbayang pertemuannya dengan cowok oke
bernama Aldebaran Risjad aka Ale di atas pesawat. That’s it. Tapi gaya bercerita Ika tetap juara dengan banyaknya
frasa Inggris di sana sini. This is a
sneak peak for her upcoming novel yang katanya baru akan keluar 2014 ntar. Ugh.
Gue nggak ngerasain feel dan greget
yang sama ketika membaca cerpen ini dengan saat membaca novel Ika. Because I know that is a great story
tapi terlalu singkat. Ide sederhana di tangan Ika bisa jadi luar biasa. Nah,
ide Critical Eleven di penerbangan dikaitkan ke pertemuan dengan seseorang itu
luar biasa banget. Belum lagi filosofi bandara, tujuan hidup, dan toko bukunya.
Seperti biasa, tulisan Ika ya quoteable
banget. Jadi, gue menunda penilaian gue terhadap cerita ini sampai 2014 nanti.
Autumn Once
More by Ilana Tan
Gue baru tahu kalau judul ini diambil dari cerpen
Ilana Tan yang menjadi sidestory dari
Autumn In Paris, novel favorit gue dari semua novel Ilana Tan. Ceritanya tentang
Tatsuya Fujisawa dan Tara Dupont yang menghabiskan sehari penuh di Disneyland
Paris. Bagi yang sudah membaca Autumn In Paris pasti kenal pasangan ini. Cerita
mengambil setting di awal-awal
pertemuan mereka. Yang belum baca Autumn In Paris nggak usah khawatir nggak
bakal ngerti karena cerita ini cukup jelas. Malah yang belum baca novel lebih
beruntung karena bisa meraskaan keindahan cerita ini. Buat yang sudah baca
seperti gue, dijamin akan sedih karena kembali bertemu Tatsuya, pria
super-duper-manis-dan-ganteng yang kita semua tahu nasibnya sangat tragis. Ketika
melihat nama Tatsuya, gue langsung berkaca-kaca karena ingat kisah hidupnya. Mengikuti
cara bercerita Ilana yang manis, gue semakin sedih karena di sini mereka
berbahagia tapi gue sudah tahu apa yang menanti di kehidupan mereka nanti. Air mata.
Dan gue sukses menangisi Tatsuya.
Her
Footprints on His Heart by Lea Agustina Citra
Another yummy
guy from this book. Memang, Metropop itu gudangnya cowok-cowok yummy—enough said. Ceritanya tentang
Ana, designer baju pengantin dan tunangannya, Rendy, an internist. Mereka aman-aman saja sampai Rendy ketemu Anne,
pacarnya waktu SMA yang ninggalin dia gitu aja. Melihat masih ada cinta di mata
mereka, Ana memilih untuk menyerah, membiarkan Rendy kembali bersama Anne
karena dia melihat Rendy bahagia bersama Anne. Dooh! You’re so gengges Ana. Anne too. Memang sih kebahagiaan orang
yang kita cinta itu hal mutlak, tapi membiarkan pria yang kita cintai kembali
ke pacar lamanya, it’s impossible. Ada
gitu di dunia nyata kayak gitu? Well,
untunglah Ana nggak sampai gigit jari sepanjang masa karena Rendy kembali
kepadanya. Tapi, gaya berceritanya gue suka.
Love Is A
Verb by Meilia Kusumadewi.
MY FAVOURITE.
CAPITAL ONE. Yup, ini cerita paling juara di buku ini. Paling realistis. Paling
humani. Paling jleb. Paling nendang. Semua jempol untuk cerita ini. Idenya
sederhana, tentang cewek normal yang ingin pacarnya menunjukkan perhatian di
mata dunia tapi si pacar malah lempeng dan anti PDA. Timal yang kepo update semua social media Rangga jadi
uring-uringan karena Rangga rajin komen foto di Instagram orang atau temannya
di Facebook tapi nggak pernah nanggepin page
Timal, even a simple like. Timal uring-uringan
dan eng ing eng, minta putus. Jelaslah abis itu dia makin uring-uringan karena
masih sayang sama Rangga. Untung dia segera disadari temannya. My favourite line, from Mira, Timal’s
friend. “Cowok itu emang nggak mudah berkata-kata. Nggak mudah nyampein
perasaannya. They show you their love, we say it out loud.” Nendang banget
kan? Di saat cewek-cewek maunya PDA dan menegaskan he’s mine, tapi nggak pernah berbuat untuk menunjukkan
perhatiannya, cowok malah kebalikannya. Penting mana, komen di post facebook
atau like di Instagram ketimbang disamperin langsung buat kasih ucapan selamat?
Action is better than words, it’s true.
Tapi ya, buat cowok, nggak apa-apa loh sekali-kali nunjukin perhatian di depan
umum sama ceweknya. Intinya, cerita ini mengajak kita untuk lebih mengamati,
bukan sekadar melihat. Untuk lebih meresapi, bukan sekadar mendengar. Because just like John Mayer said, Love is a
verb.
Perkara Bulu
Mata by Nina Addison
Gue nggak terlalu terlarut sama novel pertama Nina,
Morning Brew. But this short story is
soooooo great. Bermain dari POV 1 beberapa orang. Tentang dua pasang
sahabat, Lilian, Vira, Jojo, Albert. Tentang Vira yang baru menyadari kalau
bulu mata Jojo itu bagus banget. Bikin matanya jadi lebih hangat dan teduh. Bulu
mata. As simple as that. Tapi cinta
bisa tumbuh dari hal paling sederhana sekalipun. Namun karena mulut Lilian yang
ember, isi hati Vira terkuak. Jojo menjaga jarak. Setelah mengumpulkan
keberanian, mereka kembali bertemu, as a
friend. Namun Jojo akhirnya menyadari kalau bulu mata Vira juga bagus
banget. This is one of my favourite
tapi akan jauh lebih oke jika Mbak Nina menuliskannya ke dalam novel utuh. Cerita
ini ada potensi untuk ke sana. Serius. Dan gue tunggu, semoga Mbak Nina ada
niatan untuk itu.
The Unexpected
Surprise by Nina Andiana
Tentang seorang cewek sukses yang sering bertengkar
sama mamanya lalu memutuskan hidup mandiri dan terpaksa menginap di rumah
ketika si mama ulang tahun sehingga akhirnya mereka bisa ngobrol heart to heart dan si cewek menyadari
kesalahannya dan menyadari bahwa kecerewetan si mama adalah tanda sayang. Well, datar. Itu perasaan gue. Nggak unexpected sama sekali. Memang sih
ceritanya realistis banget karena si mama kebanyakan emang cerewet—I feel that—dan kita yang merasa malas
meladeni kecerewetan itu lalu memilih untuk menjauh—I did that. Tapi lumayanlah untuk memberi warna lain setelah semua
cerita cinta-cintaan semua.
Senja Yang
Sempurna by Rosi L Simamora
Ide sederhana tentang seorang cowok yang lima tahun
ngegantungin cewek yang mencintainya karena takut berkomitmen. Di saat si cewek
menyerah, dia menyadari kebodohannya. Ketika mencoba fight for her, he’s already late. Ada cowok baru di sana. Well well well, like Hetih, gue juga
mengagumi mbak editor satu ini tapiiii seperti Hetih juga, gue nggak suka gaya
menulisnya. Terlalu mendayu-dayu dengan banyak metafora. Not my type. Sorry.
Cinta 2 X 24
Jam by Shandy Tan
Never read
Shandy Tan’s novel before but this is the sweet ending for this book. Akhir
yang manis sekaligus tidak terduga. Tentang si ‘aku’ yang dalam waktu 2 X 24
jam jatuh cinta pada Lingga, pria yang sangat sempurna, lalu mendapatkan sebuah
kenyataan yang membuatnya patah hati. Juga dia harus terbuang. Pertanyaannya,
siapa si aku, dan unexpected twist di
ending membuat gue ngakak. Brilliant! Tapi
gue juga berpikir, di mana-mana, cowok yang begitu sempurna pasti ada yeng
ditutup-tutupi. Yeah, I don’t want to say
that but I’m pretty sure you know what I mean, hihihi.
Overall, I loooooove
this book. Sebuah penyegaran. Maybe there
is a next book? Kumpulan cerpen Amore mungkin? If yess, please put Rina Suryakusuma on the list. Yah, semoga
beberapa cerpen yang berpotensi menjadi novel benar-benar terwujud. Selain Critical
Eleven tentunya karena cerita itu sudah pasti dalam bentuk novel. yang belum
pasti ya tanggal terbitnya, hiks.
Shandy Tan cerpennya bagus2 & sering nongol di berbagai mjlh. Jd pgn baca juga :)
ReplyDelete