Kotak Mimpi
by Primadonna Angela
Primadonna Angela. Setidaknya namanya
sudah menjadi jaminan sebuah novel. Kali ini gue membaca Kotak Mimpi, sebuah
novel yang sudah agak lama.
Kotak Mimpi bercerita tentang
Isabella Larissa, seorang pencipta lagu terkenal yang menyadari dirinya jatuh
cinta pada manajernya sendiri, pria yang selama ini selalu ada untuknya dan
membantunya bangkit dari saat-saat terendah dirinya, tapi juga dikenal sebagai
Si Anti Komitmen, Arya. Namun di sisi lain, Bella juga bertemu kembali dengan
Patrick Senjaya, model has been yang
juga mantan pacarnya dan membuat Bella berada di titik terendah. Patrick memintanya
menciptakan lagu untuk dibawakan duet dengan Noreen, si sosialita putri pemilik
jaringan televisi terbesar, si perempuan plastik. Meski gondok, Bella
menciptakan lagu untuk mereka di villa Noreen di Bali tapi anehnya, Noreen
malah gencar mendekati Arya. Arya sendiri sikapnya juga aneh. Ketika baru saja
Arya dan Bella mengungkapkan isi hati mereka, tiba-tiba ada berita yang
mengejutkan keduanya dan membuat Bella kembali drop.
Well, ceritanya seru sih—dengan latar belakang musik yang kebetulan
pas banget karena sekarang gue juga lagi nulis novel berlatar musik—dengan gaya
penceritaan Mbak Donna yang mengalir. Hanya saja, mungkin ini karena nama kali
ya, I found that Bella is so gengges. Just
like Bella Swan, the most gengges-ies girl I’ve ever met. Dan Isabella
Larissa ini juga gengges. Bikin gemas karena sikap-sikapnya. Suka memikirkan
yang nggak-nggak. Apalagi menjelang ending.
Bukannya mencari penyelesaian, eh ini malah lari dan menimbulkan masalah baru.
Meninggalkan Arya membereskan semuanya sendiri. Untung Arya cinta banget sama
dia jadi mau-mau aja nyelesaiin masalah Bella. Bella juga suka menyimpulkan
sendiri tanpa bertanya dan kesimpulan yang diambilnya itu cuma berdasar ke
perasaannya. Seolah-olah dia cewek paling menderita sedunia. Come on, pengen gue jitak deh si Bella
ini biar kuat dikit.
Gue memang sulit suka ke tokoh
cewek yang oh-so-miserable dan hanya
berharap bantuan dari orang lain atau kabur dari masalah. Bella memang nggak
berharap bantuannya Arya, tapi dia kabur dari masalah.
Untung gaya penceritaan Mbak Donna
begitu mengalir dan Arya yang gorgeus
jadi gue bisa bertahan dengan sikap gengges Bella. Hanya saja endingnya terlalu
cepat menurut gue. Ya itu tadi, Bella nggak usaha apa-apa untuk menyelesaikan
masalahnya. Kalau boleh memberi saran, akan lebih bagus kalau tiba-tiba Bella
berjuang melawan Noreen-Patrick. Nggak capek apa seumur hidup menderita gitu? Lagian,
ini nama besar dia loh yang rusak, masih aja nggak mau speak up. Malesin banget deh si Bella ini, hihihi. Biasanya,
seseorang akan memiliki kekuatan begitu saja, kekuatan yang selama ini
terpendam, ketika berada di saat terdesak? Well,
Bella nggak tuh. Dia malah diam bersembunyi. Untung aja Arya benar-benar cinta
sama dia jadi Arya balik ke dia.
Well, mulai saat ini gue nggak akan mau memakai nama Bella untuk
karakter gue karena sepertinya kata Bella sudah bersinonim dengan kata gengges
*lol*
So far tokoh plg gengges dan annoying itu Zoey Redbird, If. Bella Swan dan Bella-Bella yang lain ga ada apa-apanya, doh! Nulis ini ampe kesel sendiri ama si Zoey itu (House of Night series).
ReplyDeleteAku belum pernah baca bukunya Dona. Segera deh.