[Indonesian Romance Reading Challenge] Blue Romance

2 comments
Blue Romance by Sheva


Buku antologi cerpen yang menyatakan dirinya sebagai omnibook pertama di Indonesia (hmm.. Okelah) ini menjadi novel roman Indonesia pertama yang gue baca di tahun 2013. Bukan punya sendiri, melainkan minjam ke Adit. Membacanya pun karena sesuatu dan lain hal (hmmm....).

Buku ini berisi tujuh cerita pendek yang memiliki benang merah yang sama: terjadi di sebuah coffee shop bernama Blue Romance. Blue Romance merupakan sebuah kedai kopi fiktif yang terletak di kawasan Cikini dan konon kabarnya sangat ramai dikunjungi. Ceritanya pun beragam. Cinta, persahabatan, keluarga, persahabatan, mimpi, masa lalu. Semua tumpang tindih jadi satu. Keberagaman cerita ini menjadi nilai plus novel ini.

Begitu membaca buku ini, gue bisa menebak bahwa penulisnya, Sheva, adalah seseorang yang tahu banyak. Terbukti dengan banyaknya kutipan film atau tokoh tertentu, lagu, buku, yang tersebar di dalam cerita. Cara Sheva mengaitkan sebuah buku/film/lagu dengan ceritanya mengingatkan gue sama Ika Natassa. Bedanya, jika di Ika gue merasa suka, di Sheva gue merasa terganggu. No offense ya, karena kadang, hal itu nggak ada hubungannya dengan apa yang hendak diceritakan.

Hal lain yang bikin gue nggak sreg adalah pengulangan deskripsi tempat. Seperti apa Blue Romance itu sudah dijabarkan panjang lebar di cerita pertama, jadi, menurut gue, nggak apa-apa kok kalau nggak dijelasin lagi di cerita lain. Toh, pembaca juga sudah tahu dan bisa membayangkan gambaran Blue Romance seperti apa.

Gue cukup menyukai cara penceritaan Sheva. Deskripsi yang detail menjadi nilai plus. Hanya saja, ketika masuk dialog, well, jujur aja gue agak merasa terganggu.

Gue menikmati membaca novel ini, tetapi, akan lebih menikmati lagi jika Sheva tidak bertele-tele menuliskan hal pendukung yang tidak terlalu terkait ke cerita. Sebagai pembaca, gue akan lebih masuk ke cerita jika Sheva lebih menjelaskan tentang inti cerita. Seperti Blue Moon dan The Coffee and Cream Book Club. Jika Sheva lebih mengeksplor tema besarnya (hubungan ayah dan Edi di Blue Moon serta hubungan Bening dan perasaan kehilangannya yang disadarkan oleh lelaki bernama Jeff) dan membuang hal pendukung (seperti interaksi Edi dan wanita jackpot serta Bening dan pekerjaannya di perpustakaan), cerita juga akan sama bagusnya.

Buku ini cocok dibaca saat santai atau sebagai teman menuju tempat kerja seperti yang gue lakukan. Sebagai karya perdana, novel ini sudah cukup bagus. Di antara semua cerita, gue paling suka A Story About One Day dan gue lebih dapat feel-nya ketika membaca cerita berbalut keluarga ketimbang cinta biasa. Mungkin, Sheva memang cocok menulis drama keluarga seperti ini--menurut gue.
SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

2 comments

  1. Nice review, If. ditunggu review berikutnya ya ^^

    ReplyDelete
  2. kalau temanya Coffeeshop aku suka The Coffee Shop Chronicles, isinya tentang flash fiction di coffeeshop tapi ada satu benang merah di keseluruhan cerita. The Coffee Shop Chronicles
    Salam kenal,.. ^_^

    ReplyDelete

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig