Day 20: My Point Of View About Smoke, Drug, or Alcohol

Leave a Comment
Wow, sudah sepertiga bulan terlewati and so far baru bolos dua kali telat satu kali. But, it's oke, hehehe *pembelaan diri*. Day by day, temanya kok ya semakin berat toh? Tapi, tema hari ini lumayan asyik nih setelah kemarin berpusing-pusing ria dengan agama thingy, hihi.

Day 20: Your point of view about smoke, drug, or alcohol.

When we talk about smoke, drug, or alcohol, one thing pop into my mind is: he or she doesn't love him/herself. Dan menurut gue, jika seseorang nggak mencintai dirinya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa mencintai orang lain? Menghargai dirinya sendiri aja dia nggak bisa, apa iya dia bisa menghargai orang lain? People, take my advice, jika pasangan lo merokok atau ngedrugs, lebih baik lo tanyain hal diatas deh ke pasangan lo tersebut.

We all know that smoke, drug, or alcohol itu yang ada cuma mudharatnya doang. Efek tenang, damai, baik buat diet and so on itu semua bullshit. Yang ada cuma datengin penyakit. Sorry to say ya, gue emang antipati banget sama hal ini. Karena menurut gue, yang merokok atau ngedrugs itu manusia paling nggak bersyukur yang pernah ada. Gimana mau bersyukur wong kerjaannya aja ngerusak diri sendiri.

Terutama rokok. Mending ya kalau cuma merusak diri sendiri, lha ini orang disekitarnya juga ikut-ikutan kena. Asapnya itu loh, annoying banget kan? Apalagi kalau ngelakuinnya di tempat-tempat umum kayak angkot, bis, halte, dan lain-lain. Memang sih itu hak semua orang, tapi kalau mau ngerokok kan sudah disediain tempatnya. Puas-puasin deh tuh ngerusak diri di sana. Yang namanya tempat umum itu untuk kepentingan bersama jadi toleransi is a must. Jangan seenak udelnya aja dong *maap, emosi*. Menurut gue, orang yang merokok di tempat umum itu sama aja kayak orang nggak berpendidikan karena kerjaannya meresahkan orang lain. Percuma aja pangkat lo tinggi atau titel lo panjangnya hingga ujung dunia, kalau masih merokok di tempat umum, ya lo sama aja kayak orang nggak berpendidikan.

Lalu, gimana kalau ternyata hal ini menimpa orang terdekat gue? Let's say, pasangan gue. Like I said before, bagaimana mereka bisa mencintai orang lain kalau mencintai dirinya sendiri aja nggak bisa? Kalau gue terlanjuk mentok sama oknumnya, gue bakal bilang gini, "Aku tuh sayang banget sama kamu. Aku ingin hidup lama bareng kamu. Jangan bikin aku cepat menjanda dengan merusak dirimu seperti itu. Kalau aku menjanda, akan banyak yang ngantri buat dapetin aku. Kamu nggak takut aku dimiliki orang lain?" #lostfocus *sila muntah bagi yang ingin*. Tapi intinya begitu. Pesan gue buat kalian yang menggeluti hal ini, please think about people around you, especially your lover. Kalau lo memang sayang sama orang-orang disekitar lo, please stop killing yourself. Lagian, bunuh diri dengan cara kayak gini sama sekali nggak elegan loh.

Oke, sepertinya mulai ngawur. Kesimpulannya, udah deh ya ngerusak diri sendiri dengan hal nggak guna kayak gini. Uang rokok setahun kalau dikumpulin bisa buat beli Manolo loh. Nah, daripada bikin bini lo stress nyium bau rokok dari tubuh lo, mending duitnya lo alihin buat nyenengin bini lo, kayak beliin dia Manolo *ish, mau banget*.

Sebagai penutup, gue mau mengutip kalimat temen gue. "I hate smoker karena bikin gue serasa ciuman sama asbak." See?

Love,
iif
SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 Comments:

Post a Comment

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig