Day 16: Someone or Something I Definitely Could Live Without

Leave a Comment
First of all, i am very happy because Ivana Atmojo *Yess, that Ivana Atmojo* give me a DM and ask me to send my application for her. I can't believe that she still remember our short conversation via Twitter two weeks ago. I know that she's in Trinaya now, but I don't know dia ini megang majalah yang mana. Dia cuma bilang kalau lagi ngurusin majalah baru yang dia sendiri belum bilang namanya apa. And five minutes ago, I checked her twitter and I saw her profile. She wrote "Editor in CHief of OK! Indonesia".

What? OK! Gila. Two thumbs up for Dian Muljadi. Setelah sukses dengan majalah fashion high end such as Marie Claire and Elle, grup ini mulai merambah Celebrity News and Lifestyle dan OK! aja loh. WOW! Well, bakalan head to head sama Hello! nih, and you know lah siapa publisher Hello ;p.

Oke, forget about it. Now we back on track. So, what;s going on? Oh, sudah hari ke-16 ya? Yuk mari kita lanjutin nulis tentang tema yang udah disiapin si Fhia.

Day 16: Someone or something you definitely could live without.

For now, I can say that i can live without boyfriend.

Kenapa? Heran? Nggak percaya?

Well, buat lo yang ngikutin kicauan kacau gue di twitter mungkin nggak akan percaya gitu aja kalau gue bilang I can live without boyfriend. Karena faktanya ya gue bisa tuh. In my humble opinion, hidup ini tuh terlalu berharga buat dilewatin dengan meratapi nasib cuma karena lo nggak punya pacar, even semua orang disekeliling lo pada asyik yayang-yayangan. Come on, don't be piciklah.

Gue yakin ada yang berpendapat bahwa jawaban ini hanya pengejawantahan kesepian gue. Come on, gue nggak sedangkal itu. Memangnya hidup ini cuma berkisar di antara status punya pacar aja?

Oke, gue jelasin ya. Di usia produktif kayak sekarang gue berpikir kalau ada banyak hal yang bisa dicapai, such as ngembangin karier, lanjut kuliah, buka usaha sendiri, perbanyak koneksi, kembangin kreativitas, cari link kesana kemari, and most of all do what you wanna do. Masalahnya, *berdasarkan penglihatan gue ke orang-orang disektar gue ya* banyak yang merasa kalau status itu lebih penting jadi sekalinya nggak ada gandengan langsung kelimpungan. Bagi gue, menjalani hidup dengan santai itu jauh lebih nikmat. Kalau ada ya syukur, kalau nggak ya nggak masalah. Toh, masih bisa nafas kan? Come on, masih 22 ini, belum pada masuk UP (Usia Panik) kan?

Daripada pusing mikirin kenapa pacar nggak nelepon-nelepon, kenapa nggak dipake aja waktunya buat mikirin enaknya besok pulang kantor kemana. Daripada ngabisin pulsa SMS si pacar nanyain kabarnya tapi nggak pernah dibales dan ujung-ujungnya senewen sendiri, mending pulsanya dipake ngebitchy ngebangun koneksi. Daripada pusing mikirin gimana caranya gebetan sadar kalau lo suka sama dia, mending mikirin gimana caranya kerjaan nggak ditolak si bos lagi. Daripada bete mikirin nasib yang jomblo ngenes, mending dipake sukaria have fun sama teman. Siapa tahu bisa dapat orderan bisnis dari teman. Hidup senang, dompet mengembang.

This is what I called Heaven, hahaha.

Like I said before, kalau punya ya Alhamdulillah, kalau nggak punya ya so what? Tapi, jangan sampai mentang-mentang punya pacar trus 24 jam sehari dialokasikan buat si pacar. Nyeh? Lo kagak punya hidup sendiri apa? In other side, kalau nggak punya pacar ya bersikap biasa aja. Bukan berarti dunia kiamat kan? Enjoy yourself first. Kalau lo enjoy sama hidup lo pasti deh lo bawaannya senang terus dan itu tercermin dari diri lo. Kalau udah begitu, cowok-cowok akan ke-attract dengan sendirinya. Coba deh, mana ada yang mau deketin kalau muka lo keliatan mikir terus karena emang lo lagi mikir gimana caranya bisa segera dapat pacar.

Sekali lagi ini bukan sekedar pengalihan diri gue ya. If you know me tentu lo udah tahu kalau gue punya prinsip akan ngebahagiain diri gue sendiri dulu, ngeraih semua yang gue mau dulu sampai akhirnya gue puas sama pencapaian gue. Karena gue percaya akan konsep 'Suatu Hari'.

Masih mengira ini semacam penyangkalan? Gue akuin kalau gue juga nggak bisa lepas dari yang namanya suka sama lawan jenis. Gue juga usaha kok buat dapetin dia. Tapi, gue nggak ngoyo, artinya, kalau nggak dapat ya udah. Hidup gue jalan terus. I enjoy my life. My routinity, my job, my friends, and i have a 'me time' to do what I wanna do. Gue masih bisa enjoy jadi cungpret every weekdays dan jadi bos on weekend. Gue masih bisa selarasin antara kerjaan gue dan proyek pribadi yang gue jalani. Gue masih bisa seimbangin antara ngejogrok di kantor sama ngebitchy di mall sama my bitches. Every little things in my life bikin gue bersyukur meski untuk saat ini gue nggak punya someone to share my heart. But, it doesn't matter anyway. Karena gue percaya akan konsep 'Suatu Hari'.

Intinya, hidup itu selalu berkisar di pilihan, dan gue memilih untuk live my life to the fullest, in my own way.

Love,
iif
SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 Comments:

Post a Comment

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig