Little Wonders

5 comments
Beberapa hari terakhir, kicauan saya hanya seputar 'mengucapkan selamat tinggal' pada seseorang yang saya namakan dengan tagar #L.
Ya, saya memang ingin mengucapkan selamat tinggal padanya. Akhirnya, setelah 4,5 tahun kuliah, dia bisa juga meraih gelar Sarjana Sosial dari kampus tercintanya. Dan kelulusan itu berarti, tak kan ada lagi cerita antara saya dan dia, atau tepatnya, saya tak kan merangkai cerita lagi.
Memang tak ada cerita berarti, hanya saya yang selalu dan selalu menggoreskan pena kehidupan mengatasnamakan dia. Saya yang menyikap hari demi hari dengan menautkan dia. Hanya saya. Tak pernah ada dia. (Sekalipun ada, itupun seteah melalui akal licik yang mendiami kepala saya.)
Namun, semua ini saya lakukan karena rasa. Rasa untuknya.
Lalu, selepasnya dia dari kampus, dimana lagi saya bisa mengukir cerita? Bukannya saya tak percaya pada takdir yang mungkin saja telah mengatur pertemuan tidak disengaja kita -suatu hari nanti-, tapi saya lebih percaya pada realita. Realitanya, tak ada tali atau bahkan selembar benang tipis pun yang mengikat kita dan dunia ini tidak terlalu baik hati untuk mempertemukan dua orang yang bahkan saling bertukar senyum pun jarang. Kalaupun takdir sedang memihak saya dengan mempertemukan kita nanti, apa yang bisa saya lakukan? Selain kembali menatap dari jauh?
Jadi, dengan berpijak pada realita, saya putuskan untuk mengucapkan selamat tinggal saja.

Seolah semesta berpihak pada saya, dia pun diterbangkan ke seberang lautan sana. Ya, berkat pekerjaan yang baru saja didapatnya, dia terpaksa pindah ke provinsi paling barat Indonesia. Terima kasih takdir, kau sama sekali tak berbaik hati. Dan ku jadikan ini pertanda bahwa DIA BUKAN UNTUKKU.

Jadilah saya menye-menye ria beberapa hari terakhir ini. Sekedar menguatkan hati bahwa inilah akhir cerita saya. Bukankah selama ini juga tak ada cerita berarti? Lalu, buat apa saya menikam diri dengan pisau sepi? Berurai air mata tak berarti. Menangguk kenangan yang tak begitu indah untuk di impi.

Baiklah. Mungkin ini hanya sekedar cinta di awal masa dewasa saya. Lagipula, saya dan dia begitu berbeda, buat apa saya terus bermuram durja? Pada cinta tak nyata dan tak seharusnya ada?

Oke oke. Saya akan bergerak maju. Berdoa pada Tuhan Maha Penggerak Laju. Berusaha berjalan di muka bumi dengan langkah menderu. Dan kepercayaan di kalbu. Saya yakin pada satu. Akan ada rasa baru. Untukku. Dan akan memberikan akhir yang indah untukku. Untuk kehidupanku.

Hiburan dari teman saya @FhiaFT. Dia menyuruh saya mendengarkan lagu Little Wonders dari Rob Thomas. Katanya, liriknya sangat menyentuh dan bisa memberi semangat untuk melangkah maju. (Well, saya hanya berani menyimak liriknya saja dan tidak mau ambil pusing dengan nama penyanyinya. Bagi yang mengenal saya pasti paham dengan maksud saya).
Let it go, let it roll right off your shoulder
Don't you know the hardest part is over
Let it in, let your clarity define you
In the end we will only just remember how it feels

Our lives are made in these small hours
These little wonders, these twists & turns of fate
Time falls away, but these small hours,
These small hours still remain

Let it slide, let your troubles fall behind you
Let it shine until you feel it all around you
And i don't mind if it's me you need to turn to
We'll get by, it's the heart that really matters in the end

Our lives are made in these small hours
These little wonders, these twists & turns of fate
Time falls away, but these small hours,
These small hours still remain

All of my regret will wash away some how
But i can not forget the way i feel right now
love,

SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

5 comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. semangaaaaaaaaaatt!!
    berarti ada yang lebih baik yang udah disiapin Tuhan buat kamu =D
    kapan jadi maen ke bandung?hehehee..

    ReplyDelete
  3. Itu komen apo tu yg dihapus?
    Makasih doanya.
    K Bandung? Pengennyo sih secepatnya cuma yaaaa...... #sigh

    ReplyDelete
  4. yang pake capslock itu loh, ceu..

    ah.. keep your head held high ya :(

    ReplyDelete
  5. ahhh saya juga sedang merasakan yg mirip2 dengan iniiiih.
    the hardest thing is not saying goodbye, but walking strongly hahahha :D

    ReplyDelete

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig