Dhidi dan Keberaniannya....

2 comments
Hallooo...
Ini sebenarnya cerita tentang hari Jumat kemaren tapi baru sempat cerita sekarang..
Semuanya berawal dari teman saya bernama -sebut saja dia Dhidi- yang minta ditemenin ke Score, Citos karena ada launching album perdana Kulkul dan pointnya adalah: Dhidi minta ditemenin karena dia suka banget sama gitarisnya.
Datang ke Score ini bukan usaha pertama yang dilakukannya. Satu hal yang saya petik dari Dhidi adalah keberaniannya. Kenapa? Karena dia tidak mau menyerah demi si gitaris ini. Dia sadar dia siapa dan si gitaris siapa, mereka terlalu berbeda dan saingannya? Tidak tanggung-tanggung. Salah duanya model salah satu produk kecantikan yang merupakan teman si gitaris sejak SMP dan violin salah satu grup band cewek ternama di Indonesia. Sementara Dhidi, hanya seorang mahasiswa biasa. Kalau dari segi fisik, ya si model pastilah juaranya. Kalau dari segi kesempatan, ya si violinlah yang memiliki kesempatan besar karena mereka berada di dunia yang sama.
Tapi, Dhidi tidak pernah menyerah meskipun dia cukup tahu diri. Dia pernah berkata seperti ini: "Gue nyenggol mereka? (Mereka merunut ke si model dan vioin) Yang ada juga gue yang jatuh." Tapi, usahanya patut diacungi jempol.
Sampai sekarang saya masih heran bagaimana caranya si Dhidi ini mendapatkan Pin BBnya si gitaris sampai-sampai sekarang mereka BBM-an. Akrab banget meski tidak ada kepastian tentang perasaan si gitaris. Dan Dhidi selalu update soal perkembangan si gitaris dan bandnya. Dia tahu semua hal tentang dia dan tentunya, tanpa putus asa terus mendekati si gitaris.
Bahkan, Dhidi sampai berani melakukan hal gila demi si gitaris. Termasuk ya waktu launching album kemaren. Meskipun mereka hanya sempat ngobrol (sebentar dan Dhidi yang mulai) tapi Dhidi senang banget. Satu hal yang saya salut adalah: kemampuan Dhidi mengontrol emosi. Siapapun pasti akan salah tingkah atau bertingkah bodoh di depan cowok pujannya, tapi Dhidi tidak. Dia mampu mengontrol dirinya, memilah kata-kata yang akan diucapkannya dan menjaga irama percakapan. Dia bisa terlihat biasa-biasa saja padahal hatinya bergejolak. Dia tidak kelihatan seperti orang yang kesengsem sama si gitaris padahal sebenarnya iya.
Two thumbs up buat Dhidi...
jadi inti dari cerita ini adalah: pentingnya keberanian dan kemampuan mengontrol emosi. Saya sendiri yakin tidak bisa seberani dan sebagus itu dalam hal mengontrol emosi dan saya perlu belajar hal ini dari Dhidi. Dengan keberanian, kesempatan jadi terbuka lebar, itulah yang saya lihat dari kasus Dhidi.

Masalahnya bagi saya adalah, saya bukan tipe pemberani, malah condong ke pengecut. OK, saya tahu itu tidak baik dan saya menyadarinya, tapi untuk berubah? Pelan-pelan saja. Saya tahu pentingnya keberanian dan saya pernah berkali-kali harus gigit jari melihat kesempatan yang sudah ada di depan mata terbang begitu saja karena saya begitu pengecut. Saya ingin berubah dan saya sudah bertekad. Perlahan-lahan saya mulai untuk berani dan saya tanamkan di pikiran saya bahwa

"SAYA HARUS BERANI"

Dan saya akan mencoba untuk terus memupuk keberanian ini dan salah satu caranya adalah berteman dengan si pemberani. Seperti Dhidi ini.

"Let's fight the world....!"
Love, iif
nb: Saya juga dapat CD-nya Kulkul lho dan lagu kesukaan saya adalah Wina) dan saya juga sangat ingin pergi ke Wina. Semoga tercapai.. Aminnnn)
SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

2 comments

  1. if baca postingan ini kok gw ngerasa sedih ya?

    tiba-tiba gw ngerasa jadi orang tergoblok sedunia

    ReplyDelete
  2. Nggak kok Ra. Justru keberanian lo bikin gue standing applause. Sumpah. Gue pengen banget bisa seberani lo, nggak pengecut kayak sekarang

    ReplyDelete

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig